Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mendukung penghentian pasokan gas ke Singapura melalui pipa. Dengan adanya rencana tersebut diharapkan akan meningkatkan penyerapan gas di dalam negeri.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan, penghentian pasokaan gas ke Singapura melalui pipa akan menjadi tambahan pasokan baru untuk memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri yang terus meningkat.
"Saya mendukung 100 persen gas untuk kepentingan dalam negeri bukan diekspor," kata Fanshurullah, di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Baca Juga
Advertisement
Fanshurullah melanjutkan, dengan dihentikannya pasokan gas ke Singapura dan dialihkan ke dalam negeri, akan menciptakan nilai tambah dan mengurangi defisit neraca perdagangan, sebab akan menggeser penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) karena beralih ke gas.
"Masa gas yang murah kita ekspor, BBM yang mahal kita impor, bagaimana akal sehatnya? Pasar kita ciptakan," ujarnya.
Menurut Fashurullah, gas yang dialihkan dari Singapura bisa dialihkan ke pipa Duri Dumai, kemudian alirkan ke kawasan industri di wilayah Sumatera.
"Nantikan bisa dibangun pipa dari dumai masuk ke Pelawan, Kawasan industri dibangun disana, bangun ke Jawa, Jambi nanti sambung semua. Pipa gas tuh bisa sampai 40 tahun. Nah inilah kita mau investasikan," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia Tak Lagi Pasok Gas ke Singapura Mulai 2023
Sebelumnya, pemerintah berencana tak lagi memasok gas ke Singapura. Selama ini, pasokan gas ke Singapura berasal dari Blok Corridor yang dikelola ConocoPhillips.
Vice President Commercial and Business Development ConocoPhillips Taufik Ahmad mengatakan, kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) ke Singapura akan berakhir pada 2023. gas tersebut berasal dari Blok Corridor yang dikelola ConocoPhillips dan Jabung yang dikelola Petrochina.
"Habis kontraknya 2023, PJBG yang sekarang," kata Taufik, di Jakarta, pada Selasa 3/ Desember 2019.
Menurut Taufik, pihaknya belum mengetahui rencana pemerintah menghentikan pasokan gas ke Singapura pada 2023. Pasalnya belum ada pembicaraan dengan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif terkait rencana tersebut.
"Kan habis kontraknya tapi nanti kan belum sempat nanya lagi, itu yang mau kita coba diskusi lagi konteksnya gimana," tuturnya.
Taufik mengungkapkan, pasokan gas ke Singapura sebanya 20 persen dari total produksi Blok Corridor atau sekitar 800 juta kaki kubik per hari (Standard Cubic Feet Per Day/MMSCFD). Sedangkan sisanya dipasok ke dalam negeri.
"Kita sekarang kan 80 persen, sudah nasional kan, dalam negeri, 80 persen lebih lah. Yang ekspor sudah kecil sekali nggak nyampe 20 persen," tandasnya.
Advertisement
Ingin Tingkatkan Penggunaan Dalam Negeri
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah ingin meningkatkan penggunaan gas bumi di dalam negeri, salah satunya dengan menghentikan pasokan gas ke Singapura melalui pipa yang kontraknya berakhir pada 2023, dengan mengalihkan pasokan gas bumi ke dalam negeri.
"Gas masih banyak di Sumatera, suplai ke Singapura berakhir 2023 akan ditarik ke dalam negeri," kata Arifin, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Menurut Arifin, gas yang dipasok ke Singapura akan dialirkan ke pipa Duri Dumai, kemudian dialirkan ke Sumatera.
"Beberapa sumur sudah kami lakukan pendekatan Untuk alokasi sehingga bisa menyambung pipa dari Dumai," tuturnya.