Liputan6.com, Jakarta Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh aktivis pecinta hewan adalah melakukan upaya penghentian konsumsi daging anjing yang terus berkembang di sejumlah negara. Tak terkecuali di Indonesia.
Pasalnya, pada beberapa kota di Indonesia yang menjual daging anjing di pasar. Selain itu, ada juga penjual makanan dengan olahan daging anjing yang mudah ditemui di sepanjang jalan seperti di Solo.
Baca Juga
Advertisement
Kuliner olahan daging anjing ini mudah ditemui di Solo. Biasanya makanan mamalia berkaki empat ini dijual di warung-warung tenda kaki lima di jalan-jalan besar. Oleh karena itu baru-baru ini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah daerah di wilayah Solo Raya (Solo, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar, Klaten, Sragen dan Wonogiri) melarang warganya mengonsumsi daging anjing.
Instruksi Ganjar tersebut dilakukan setelah adanya laporan dari perwakilan Dog Meet Free Indonesia bahwa sebanyak 13.700 ekor anjing dibantai di Solo Raya untuk dikonsumsi dagingnya.
Terlepas dari hal tersebut, konsumsi daging anjing dapat menjadi masalah bagi kesehatan. Sejumlah bahaya pun dapat mengintai jika mengonsumi mamalia berkaki empat ini. Dilansir dari berbagai sumber, berikut Liputan6.com ulas bahaya yang mengintai konsumsi daging anjing, Kamis (5/12/2019).
1. Rabies
Salah satu bahaya terbesar dari mengonsumsi daging anjing adalah penyebaran rabies pada manusia. Jika tak diolah secara benar, dapat terjangkit penyakit rabies. Tak hanya itu, orang yang memasak daging anjing ini juga dapat ikut tertular rabies.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) juga mengatakan bahwa salah satu risiko penyebaran rabies berasal dari peredaran daging anjing secara bebas. Tidak sedikit anjing rabies yang dikirim ke kota-kota besar untuk dijadikan pasokan makanan.
Perdagangan daging anjing dikhawatirkan dapat menyebarkan penyakit rabies karena anjing datang dari wilayah yang belum dinyatakan sebagai daerah bebas rabies.
Advertisement
2. Trichinosis
Jika orang memakan daging mentah atau kurang matang dari hewan yang terinfeksi parasit Trichinella, bisa menyebabkan penyakit Trichinosis. Begitu parasit ini ada di tubuh manusia, maka dapat menyebabkan radang pada pembuluh darah.
Tanda, gejala, dan tingkat keparahan trichinosis bervariasi. Namun jika infeksinya berat, orang mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan, serta memiliki masalah jantung dan pernapasan.
3. Infeksi bakteri
Konsumsi daging mamalia berkaki empat ini juga berpotensi pada infeksi akibat parasit seperti E. Coli 107 dan salmonela.
Ada juga bahaya yang mengintai, infeksi bakteri seperti antraks, hepatitis, dan leptospirosis yang bisa menyebar melalui daging anjing kepada manusia.
Advertisement
4. Kebal dari Antibiotik
Anjing liar atau anjing yang tidak higienis, yang diolah menjadi makanan bisa menyimpan banyak bakteri, kuman, dan penyakit virus. Oleh karena itu, sering kali anjing ini diberikan antibiotik dosis tinggi sebagai pencegahan penularan penyakit.
Besarnya kandungan antibiotik pada daging anjing inilah yang berbahaya bagi manusia. Pasalnya, ketika manusia mengonsumsi daging anjing tersebut maka sistem kekebalan tubuh mereka akan berubah dan penuh dengan antibiotik.
Jika suatu saat mereka sakit, maka penyakit di tubuh mereka tidak akan mempan diobati dengan menggunakan antibiotik.
5. Hipertensi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan konsumsi natrium sebaiknya tak lebih dari 2 miligram per hari. Sedangkan dalam 100 gram daging anjing, terdapat 1,06 miligram natrium.
Dalam artian mengonsumi daging anjing ditambah asupan natrium dari sumber makanan lain per hari. Bukan tak mungkin tekanan darahnya akan melampaui batas yang meningkatkan risiko hipertensi.
Advertisement