Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyatakan, di tengah gelombang ketidakpastian global saat ini Indonesia harus mewaspadai ekonomi domestik. Pasalnya pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 60 persen adalah berasal dari domestik.
“Dengan kondisi dunia yang seperti ini, kita harus mewaspadai ekonomi domestik,” kata dia, dalam acara Mandiri Outlook 2020, pada Rabu 4 Desember 2019 malam.
Advertisement
Dia mengungkapkan, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019 mencapai 5,02 persen. Dia mengklaim hal itu merupakan capaian yang bagus di tengah kondisi yang penuh tantangan.
Angka pertumbuhan tersebut memang lebih rendah dibanding tahun lalu. Namun kondisi saat ini pertumbuhan ekonomi global tengah mengalami tren penurunan.
“(Mencapai) 5 persen di pertumbuhan dunia sekarang, bukan (termasuk) pertumbuhan ekonomi yang rendah. Tahun lalu lebih tinggi, tapi sekarang rendah,” ujarnya.
Namun, dia membandingkan Indonesia dengan India dan China masih jauh lebih baik dari segi pertumbuhan ekonomi. Kedua negara tersebut tercatat mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan.
“Kalau kita lihat India, 2 tahun lalu 7 persen sekarang 5 persen. Tiongkok dua tahun lalu mengatakan 7 persen is the new normal, sekarang 6 persen. Indonesia steady di 5 persen,” ungkapnya.
Dia memprediksi, di akhir tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai angka 5,05 persen.
“5,05 persen ini pertumbuhan yang tinggi, yang memberi momentum untuk punya optimisme dan kalau kita indikasikan dengan faktor makro yang lain, dengan inflasi yang stabil di 3 persen, lalu kombinasikan lagi dengan tren kemiskinan dan pengangguran yang turun, harusnya ada optimisme perekonomian Indonesia ada di track yang benar,” tutupnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Jokowi Ramal Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini 5,05 Persen
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato kunci dalam CEO Forum 2019. Dalam kesempatan itu, dia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya berkisar 5,04 sampai 5,05 persen.
"Saya kira pertumbuhan ekonomi kita tahun ini mungkin 5,04 atau 5,05 persen. Kira-kira begitu tahun depan," ujar dia di Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Pertumbuhan ekonomi tersebut, sesuai dengan prediksi beberapa lembaga internasional. Di mana, tahun ini masih ada tantangan-tantangan yang menghambat ekonomi melaju kencang.
BACA JUGA
"Dengan kondisi ekonomi global yang menurut bank dunia, IMF juga kemungkinan bisa turun lagi, karena kondisi yang ada belum bisa diselesaikan," jelasnya.
Presiden Jokowi juga mengaku mendapat laporan dari World Bank mengenai kondisi ekonomi global saat ini. "Dari World Bank waktu ketemu dengan saya, Presiden Jokowi hati-hati kondisi global belum jelas jadi terutama fiskalnya prudence saja," jelasnya.
Meski ada perlambatan pertumbuhan ekonomi, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut masih bangga karena ekonomi Indonesia mampu tumbuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh bersamaan dengan dua negara lainnya.
"Saya ingin menunjukkan Indonesia dibanding negara-negara lain jauh lebih baik terutama dengan pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
"Kita lihat di G20 pertumbuhan ekonomi Indonesia di posisi ranking ketiga, perlu kita syukuri dan kita sering lupakan, nomor tiga di bawah India dan China baru Indonesia," tandasnya.
Advertisement