Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan tanggul laut National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, yang jebol, bukan tanggung jawab pihaknya.
Menurutnya, penanggung jawab NCICD adalah pekerjaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Advertisement
Kendati demikian, Anies menegaskan jika pihak Kementerian PUPR membutuhkan bantuan, Pemprov sedia mendukung segala kebutuhan untuk pekerjaan tanggul tersebut.
"Kejadian itu kawasan yang dikelola PUPR jadi kita support saja," kata Anies, Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Sebelumnya, Camat Penjaringan, Jakarta Utara Muhammad Andri mengatakan, tanggul yang termasuk dalam proyek terpadu pesisir Ibukota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di Muara Baru, jebol.
"Iya benar, kira-kira 100 meter," kata Andri saat dihubungi, Rabu 4 Desember 2019.
Dia menyebut, tanggul tersebut jaraknya jauh dari permukiman dan masih masuk kawasan pelabuhan. Sehingga proyek dari Kementerian PUPR tidak mengganggu permukiman warga.
Selain itu, kata Andri di kawasan tersebut saat ini ada proyek pengurukan dan dipastikan air laut tidak akan meluap ke daratan.
"Masih 2 meter di bawah tanah. Sudah diamankan arealnya," ucap Andri.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kacena Cuaca
Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) menyatakan cuaca menjadi penyebab tanggul laut National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di wilayah Penjaringan, Jakarta Utara, roboh pada Selasa 3 Desember 2019 pukul 15.00 WIB. Cuaca menyebabkan air laut naik dan ditambah hujan.
"Itu karena muka air laut naik, lalu cuaca hujan, ya karena itu. Tapi pembangunan tetap berlangsung," kata Ketua BBWSCC Bambang Hidayah di Jakarta, Rabu 4 Desember 2019 seperti dilansir Antara.
Bambang mengatakan, pembangunan tanggul tersebut tidak terhenti karena adanya bangunan roboh. Karena tanggul itu masih dalam proses pembangunan oleh kontraktor, perbaikan pun masih tanggung jawab kontraktor tersebut.
"Lanjut aja pembangunannya yang lain. Di titik itu mungkin iya berhenti, tapi yang lain tidak berhenti. Karena kalau sedang berjalan memang itu kan semua belum mengikat, belum permanen, diselesaikan semuanya," jelasnya seperti dilansir dari Antara,
Kendati demikian, BBWSCC menyatakan belum bisa menargetkan secara pasti kapan perbaikan tanggul roboh itu selesai lantaran peneliti dari Puslitbang Air Bandung masih meneliti robohnya tanggul tersebut.
"Kami berusaha semaksimal mungkin supaya keadaan inj bisa diselesaikan akhir bulan ini. Karena diperkirakan bulan Januari mulai tinggi lagi. Kami akan koordinasi dulu," ucap Bambang yang menyebut tidak akan memberi sanksi pada kontraktor karena masih dalam tahap konstruksi.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka
Advertisement