Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Menko Polhukam Mahfud MD. Dalam pertemuan itu, dia membahas terkait radikalisme di BUMN.
"Saya mendapatkan saran dari timnya. Di mana beliau kasih masukan mengenai radikalisasi di BUMN," kata Erick di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (5/12).
Advertisement
Meski demikian, dia enggan membeberkan data BUMN yang terpapar radikalisme. Dirinya hanya meminta menunggu apa yang akan dilakukan untuk mengatasi radikalisme tersebut.
"Tunggulah. Karena yang namanya ideologi kan sudah putus. Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika. Ya tidak ada ideologi lain yang ada di Indonesia dan itu sendiri kan sudah diputuskan, bukan saat ini. The founding father zaman dulu," ungkapnya.
1 dari 1 halamanErick menuturkan, sebenarnya dari mereka yang terpapar radikalisme, sebenarnya memiliki perasaan yang positif atas pembangunan yang sudah terjadi. Akan tetapi, dia menilai, mereka mendapatkan masukan yang tak benar.
"Tapi kalau sampai, mohon maaf ya, enggak tahu ini Islam yang saya kenal, ya saya juga lahir kan Islam juga. Kalau misalnya, kita jihad, bunuh diri bersama keluarga, saya enggak tahu. Saya rasa itu bukan Islam yang saya kenal. Mungkin saya salah, saya bukan ahlinya. Saya kan lebih ahli korporasi dibandingkan agama" ujarnya.
Saksikan Video Terkait di Bawah Ini:
Cegah Radikalisasi
Dia juga tak mau mengungkapkan saran dari Mahfud untuk mencegah radikalisasi tersebut. Namun, segera melaksanakan perintahnya.
"Ya harus (melaksanakan perintahnya). Kan (perintah) Menko. Kalau Menko yang perintah kita harus," pungkasnya.
Advertisement