Ini Rincian Onderdil Harley Ilegal yang Diangkut Garuda Indonesia

Kementerian Keuangan memamerkan onderdil atau sparepart motor gede (moge) Harley Davidson langka keluaran 1970-an

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2019, 15:04 WIB
Garuda Indonesia kedatangan armada A330-900 Neo.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan memamerkan onderdil atau sparepart motor gede (moge) Harley Davidson langka keluaran 1970-an yang dibawa oleh Maskapai Garuda Indonesia dari Prancis ke Indonesia. Barang bukti selundupan tersebut dikemas dalam 18 kardus berwarna cokelat.

Kardus tersebut berisi bagian bagian Harley Davidson. Mulai dari tangki bensin, ban, knalpot, perangkat mesin, jok tempat duduk, box samping kiri dan kanan serta rem cakram. Rangkaian motor berwarna merah tersebut merupakan milik salah satu pegawai Garuda Indonesia.

Bersamaan dengan onderdil tersebut, terdapat juga dua sepeda lipat dengan harga masing-masing sekitar Rp52 juta. Barang-barang tersebut merupakan barang bekas yang dimasukkan dengan datangnya pesawat baru Garuda Indonesia.

Salah satu Pegawai Dorektorat Bea Cukai yang enggan disebutkan namanya mengatakan, barang tersebut dimasukkan untuk menghindari pembayaran bea masuk. Barang tersebut merupakan barang bekas. "Itu barang selundupan, semuanya barang bekas. Makanya tidak boleh," ujarnya di Kemenkeu, Jakarta, Kamis (5/12).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Keungan Sri Mulyani Indrawati angkat bicara mengenai maskapai Garuda Indonesia yang diduga membawa sparepart motor gede (moge) Harley Davidson langka keluaran 1970-an, dari Prancis ke Indonesia. Dia mengatakan, akan melakukan perbaikan penanganan intelijen agar kejadian serupa tak terulang.

"Jadi ya kita akan terus memperbaiki penanganan kita, intelijen kita. Pajak dan bea cukai bersama-sama juga. Kadang-kadang menangani dari pajak dan bea cukai atau dua duanya secara sekaligus," ujar Sri Mulyani di Kantor DJP, Jakarta, Selasa (3/12).

Sri Mulyani mengatakan, penipuan seperti penyelundupan memang sering kali terjadi melalui berbagai pintu. Walau penanganan sudah canggih, modus penyelundupan juga tak kalah lebih canggih.

"Kalaupun melakukan ini selalu saja ada percobaan untuk lakukan penyelundupan. Karena ya memang pekerjaan mereka menyelundup, jadi mereka akan melakukan itu. Perubahan-pwrubahan policy dan peningkatan kewaspadaan mereka juga akan makin canggih," paparnya.

 


Kerjasama dengan Negara Lain

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019). Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI kembali melakukan pembahasan mengenai asumsi dasar makro dalam RAPBN 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kementerian Keuangan melalui Bea Cukai sudah melakukan perbaikan sistem secara terus menerus. Selain itu, Bea Cukai juga melakukan kerja sama dengan beberapa negara seperti Singapura untuk menekan penyelundupan.

"Bea Cukai sudah meningkatkan kemampuan mereka kerja sama dengan negara lain terutama Singapur kemarin waktu saya ke sana, dengan Menkeu nya juga akan terus meningkatkan Mou kerja sama Bea Cukai Indonesia dengan Singapura sehingga data yang keluar dari sana masuk ke kita lebih konsisten," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya