Liputan6.com, Jakarta - Pulau Lusi (lumpur Sidoarjo) yang terletak Kabupaten Sidoarjo dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terpopular ke-2 di Indonesia setelah kawasan hutan wisata Mangrove Kuala Langsa (Mangrove Forest Park) Kota Langsa - Aceh pada Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2019, Jumat 22 November 2019.
Melansir instagram resmi Pemkab Sidoarjo @pemkabsidoarjo, penghargaan di bidang sektor pariwisata tersebut diterima langsung oleh Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah.
"Masuknya Lumpur Sidoarjo menjadi destinasi wisata populer akan berdampak pada nilai ekonomi di sektor pariwisata," ujar Saiful Ilah usai menerima penghargaan.
Sisi lain, nama Lumpur Sidoarjo selama ini hanya dikenal semburan lumpurnya saja. Mengapa Pulau Lusi dinobatkan sebagai Destinasi Wisata Terpopular ke-2 di Indonesia? Ingin tahu ada apa saja di Pulau Lusi?
Baca Juga
Advertisement
Wisata Pulau Lusi (tadinya bernamakan Pulau Sarinah) terletak di tengah-tengah Sungai Porong perbatasan antara Pasuruan dan Sidoarjo yang berjarak sekitar 25 kilometer dari darat Tlocor, Desa Kedungpandan Jabon. Untuk sampai ke pulau ini pengunjung dapat menggunakan armada perahu mesin yang dikelola kelompok sadar wisata desa setempat. Mengutip kkp.go.id, pulau ini memiliki luas kurang lebih 93,4 hektare.
Pulau buatan ini terbentuk dari endapan lumpur yang berasal dari bencana semburan lumpur panas yang terjadi di Porong, Sidoarjo. Selama hampir 12 tahun lumpur yang meluap dibuang ke Sungai Porong, lalu aliran sungai menghantarkan lumpur yang kemudian membentuk pulau baru.
Awalnya, di pulau ini tidak ada tumbuhan hasil kerukan tersebut ditimbun atau direklamasi di area pembuangan yang dikelilingi oleh konstruksi Jetty sehingga membentuk hamparan tanah yang berbentuk pulau yang saat ini dikenal dengan Pulau Lumpur Sidoarjo (Pulau Lusi).
Pulau yang terbentuk dari hasil sedimentasi lumpur tersebut kemudian dicoba ditanami mangrove. Alhasil mangrove tumbuh dengan baik di pulau endapan lumpur Sidoarjo tersebut sehingga saat ini hampir seluruh pulau tertutup oleh pohon mangrove.
Beberapa fasilitas telah dibuat di Pulau Lusi seperti speedboat, dermaga, jalan setapak, ruang pertemuan, rumah penjaga, mushola, tandon air, toilet serta fasilitas lainnya. Namun, sarana dan prasarana pendukung seperti jalan, instalasi air bersih, dan listrik masih harus disiapkan dengan baik.
Pulau Lusi terkenal dengan panorama masih alami dan memikat hati. Pengunjung bisa berswafoto dengan hutan mangrove sebagai latar belakangnya.
Di Pulau Lusi terdapat saung untuk memanjakan pengunjung agar bisa berswafoto menghadap pulau dan hutan mangrove, jika beruntung Anda bisa sekalian menikmati matahari terbenam (sunset).
Selain saung, di Pulau Lusi terdapat jembatan kayu yang dibuat di atas air dan pinggirannya terdapat tanaman mangrove. Jembatan ini menjadi spot favorit untuk berswafoto karena pemandangan yang indah dari daun mangrove yang memasuki area jembatan kayu tersebut.
Untuk masuk ke tempat wisata Pulau Lusi hanya dikenakan biaya transportasi perahu biasa sebesar Rp 15 ribu untuk sekali perjalanan menuju Pulau Lusi dan kembali ke dermaga Tlocor. Sedangkan jika menggunakan speed boat, pengunjung bisa dikenakan biaya Rp 150 ribu untuk 5 orang.
(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Lumpur Sidoarjo Jadi Tujuan Wisata Terpopuler Kedua di Indonesia
Sebelumnya, Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2019 menobatkan Lumpur Sidoarjo (Lusi) sebagai tujuan wisata terpopuler nomor 2 di Indonesia setelah kawasan hutan wisata Mangrove Kuala Langsa (Mangrove Forest Park) Kota Langsa-Aceh.
Penghargaan bidang pariwisata pada malam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019 digelar di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Jakarta pada Jumat, 22 November 2019.
Penghargaan di bidang sektor pariwisata tersebut diterima langsung oleh Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah. Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenparekraf Guntur Sakti menyebut API merupakan acara positif. Sebab, melalui API wisata di daerah menjadi dikenal publik.
"Harapannya ajang ini menjadi cara efektif dalam mempromosikan berbagai objek dan destinasi wisata populer di tanah air," ujar Guntur Sakti.
Ketua Panitia Penyelenggara API 2019, Hiro Kristianto menuturkan, penyelenggaraan API bertujuan mendorong peran serta berbagai pihak terutama pemerintah daerah (Pemda) untuk mempromosikan pariwisata di daerahnya masing-masing.
"Melalui ajang API kami ingin mengangkat dan memopulerkan seluruh potensi pariwisata Indonesia dari perkotaan hingga yang ada di pelosok desa," kata Hiro Kristianto.
Nama Lumpur Sidoarjo selama ini hanya dikenal semburannya saja. Dengan Lumpur Sidoarjo menjadi tujuan wisata diharapkan berdampak terhadap sektor pariwisata. "Masuknya Lumpur Sidoarjo menjadi destinasi wisata populer akan berdampak pada nilai ekonomi di sektor pariwisata," ujar Saiful Ilah usai menerima penghargaan.
Saiful Ilah mengapresiasi kepada seluruh elemen masyarakat di Sidoarjo khususnya Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata yang telah bekerja dengan mempromosikan Lumpur Sidoarjo menjadi destinasi wisata. Proses seleksi objek wisata Lusi yang masuk dalam nominasi dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan.
"Peran masyarakat dilibatkan sebagai pemilih (vote) untuk menentukan penilaian publik terhadap Lusi sebagai wisata populer." ujar Joko Supriadi Kepala Disporapar Sidoarjo.
Cara ini, menurut Joko merupakan strategi dalam mempromosikan objek dan destinasi wisata Lusi pada khalayak luas. Pelaksanaan API berlangsung selama tujuh bulan yakni dari Mei 2019 hingga November 2019.
Mulai dari pendaftaran, seleksi nominasi, pembukaan vote, promosi dan kampanye pariwisata Indonesia, roadshow dan sosialisasi, dan ditutup dengan pemberian penghargaan pariwisata terpopuler Indonesia (API) 2019. Vote oleh masyarakat berlangsung pada 1 Juni 2019 hingga 31 Oktober 2019.
Advertisement