Amerika Tegaskan Tak Tambah 14 Ribu Tentara ke Timur Tengah

Departemen Pertahanan AS dikabarkan tengah mempertimbangkan menambah 14.000 tentara ke Timur Tengah untuk menghadapi Iran.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Des 2019, 08:03 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah) didampingi Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara kepada anggota militer saat mengunjungi Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan, Kamis (28/11/2019). (AP Photo/Alex Brandon)

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menambah 14.000 tentara ke Timur Tengah untuk menghadapi Iran. Namun kabar itu dibantah Pentagon.

"Pemberitaan tersebut keliru. AS tidak sedang mempertimbangkan pengiriman 14.000 tentara tambahan ke Timur Tengah," kata juru bicara Pentagon Alyssa Farah di Twitter, seperti dilansir Antara, Jumat (6/12/2019).

Cuitan tersebut merupakan tanggapan terhadap berita Wall Street Journal pada Rabu pagi yang mengutip pernyataan dari beberapa pejabat AS bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump "tengah mempertimbangkan ekspansi signifikan jejak militer AS di Timur Tengah untuk melawan Iran."

Berita itu mengatakan Trump kemungkinan membuat keputusan soal pengerahan baru itu secepatnya bulan ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Bersiap Perang Darat?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara kepada anggota militer saat mengunjungi Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan, Kamis (28/11/2019). Kunjungan dadakan Trump pada hari Thanksgiving tersebut mengejutkan pasukan AS yang bertugas di Afghanistan. (AP Photo/Alex Brandon)

Wall Street Journal memperbarui berita tersebut setelah adanya tanggapan Farah, namun tetap memberitakannya.

Josh Hawley, senator yang duduk di Komisi Angkatan Bersenjata Senat AS, mempertanyakan dugaan ekspansi itu.

"Apakah Pentagon bersiap untuk perang darat?" ujar Hawley di Twitter.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya