Fakta Menarik Myanmar, Lawan Timnas Indonesia U-22 di Semifinal SEA Games 2019

Bola.com mengumpulkan lima fakta menarik perihal Timnas Myanmar U-22, yang akan jadi lawan Timnas Indonesia U-22 di semifinal SEA Games 2019.

oleh Aning Jati diperbarui 06 Des 2019, 14:25 WIB
Timnas Myanmar U-22 di SEA Games 2019. (Bola.com/Dok. MFF)

Manila - Timnas Myanmar U-22 berhasil merebut tiket SEA Games 2019 dari Grup A. Setelah pengundian grup dilakukan awal Oktober lalu, Myanmar memang dijagokan bakal lolos ke babak empat besar.

Satu tiket lagi diprediksi jadi milik Malaysia. Namun, Grup A memberi kejutan. Alih-alih Malaysia, Kamboja tampil sebagai kuda hitam,  menyingkirkan juara edisi 2011 itu, dengan menduduki posisi runner-up Grup A. Untuk kali pertama dalam 30 tahun, Kamboja tampil di semifinal SEA Games.

Sebagai juara Grup A, Timnas Myanmar U-22 akan bertemu Timnas Indonesia U-22 di semifinal SEA Games 2019. Pertandingan ini aakan dimainkan di Stadion Rizal Memorial, Manila, Sabtu (7/12/2019), mulai jam 15.00 WIB.

Bagi pendukung Tim Garuda, kekuatan Myanmar terkesan elatif lebih tertutup ketimbang Malaysia, Thailand, Singapura, atau bahkan Vietnam sekalipun.

Itu karena pertemuan kedua kesebelasan kalah "heboh" apabila dibandingkan perjumpaan dengan negara-negara di atas. 

Alhasil, tak banyak yang mengetahui kekuatan dan kelemahan Myanmar, yang punya julukan the White Angels ini. 

Satu yang pasti, untuk memperbesar asa ke partai puncak, Timnas Indonesia U-22 harus bersiap sebaik mungkin mengantisipasi setiap kemungkinan, termasuk mental pantang meremehkan lawan.

Tim pelatih Timnas Indonesia U-22 yang dipimpin Indra Sjafri dipastikan telah memetakan kelebihan dan kekurangan Timnas Myanmar U-22 sehingga bisa merancang strategi terbaik untuk mengalahkan tim asuhan pelatih Velizar Popov itu.

Nah, sebelum kedua tim bentrok, berikut hal yang perlu diketahui tentang Myanmar, lawan Timnas Indonesia U-22 di semifinal SEA Games 2019.


5 Medali Emas

Myanmar punya koleksi medali emas lebih banyak ketimbang Indonesia di pesta olahraga negaraa-negara ASEAN. Namun, prestasi itu dicatatkan myanmar semasa masih memakai nama Burma dan SEA Games masih bernama Peninsular Games (1959-1975).

Pada rentang itu, Myanmar memenangi Peninsular Games edisi 1965, 1967, 1969, 1971, dan 1973.

Namun, sejak era SEA Games dimulai pada 1977, Myanmar belum pernah keluar sebagai juara. Prestasi terbaik the White Angels hanya merebut medali perak pada SEA Games 1993, 2007, dan 2015.


Pelatih Kaya Pengalaman

Velizar Popov, pelatih Timnas Myanmar U-22. (Bola.com/Dok. MFF)

Timnas Myanmar U-22 dilatih nakhoda tim asal Bulgaria, Velizar Popov. Ia pelatih "anyar" di sepak bola Myanmar lantaran baru ditunjuk Federasi Sepak Bola Myanmar sebagai pelatih timnas U-23/U-22 pada Januari 2019.

Ini pengalaman pertama Popov bersentuhan dengan sepak bola Myanmar. Namun, ia bukan pelatih kemarin sore, kendati baru berusia 43 tahun.

Popov, tercatat mantan pemain di Liga Bulgaria sebelum akhirnya menjadi pelatih. Ia bermain di posisi bek atau gelandang bertahan.

Popov mengantongi lisensi UEFA Pro, dan telah bertualang ke berbagai negara termasuk melatih klub di Maladewa, Thailand, dan Malaysia. Ia pernah menjabat sebagai pelatih Timnas Maladewa.

Itulah mengapa, Popov sudah tak asing dengan atmosfer di Asia, khususnya Asia Tenggara karena ia pernah pula membesut klub ASEAN, seperti Kelantan FA, Suphanburi, dan Sisaket.


2 Pemain Senior

Kapten Timnas Myanmar U-22 di SEA Games 2019 yang juga pemain senior, Hlaing Bo Bo (6). (Bola.com/Dok. MFF)

Dari 20 pemain yang dibawa ke SEA Games 2019 sesuai kuota yang dizinkan, Myanmar menggunakan jatah dua pemain senior (overaged player).

Kendati berstatus "senior" sejatinya keduanya masih tak beda jauh dengan "juniornya" dari segi usia.

Dua pemain senior itu adalah Hlaing Bo Bo (23 tahun) dan Sithu Aung (23 tahun). Keduanya merupakan pemain timnas senior. Secara khusus, Bo Bo juga ditunjuk sebagai kapten tim di SEA Games 2019/

Hal ini mirip Indonesia, yang memutuskan membawa Evan Dimas serta Zulfiandi, yang dari sisi usia tak terpaut jauh dari skuat U-22.

Sisanya, Popov membawa pemain kisaran 19-22 tahun. Ada enam pemain berusia 19 tahun, satu pemain berusia 20 tahun, tujuh pemain berusia 21 tahun, serta hanya empat pemain berusia 22 tahun.


10 Pemain Starter

Timnas Myanmar U-22 di SEA Games 2019. (Bola.com/Dok. MFF)

Dalam empat pertandingan di penyisihan Grup A, yaitu melawan Malaysia (25/11/2019), Filipina (27/11/2019), Timor Leste (29/11/2019), dan Kamboja (2/12/2019), Myanmar menurunkan starter hampir tak jauh berbeda. Ada 10 pemain yang selalu turun dalam empat laga tersebut.

Ke-10 pemain yang selalu tampil sebagai starter itu adalah Sann Sat Naing (kiper), Ye Yint Aung, Ye Min Thu, Aung Wunna Soe, Aung Naing Win, Lwin Moe Aung, Hlaing Bo Bo, Myat Khaung Khant, Htet Phyoe Wai, dan Aung Kung Mann.


Sama Kuat

Myat Khaung Khant (8), pemain Timnas Myanmar di SEA Games 2019. (Bola.com/Dok. MFF)

Sebelum bersua di semifinal SEA Games 2019, pada tahun ini Myanmar dan Indonesia pernah berhadapan, tepatnya di Piala AFF U-22 2019. Kedua tim tergabung di Grup B bersama Malaysia dan Kamboja. 

Kedua tim bentrok pada partai perdana penyisihan Grup B, 18 Februari 2019, dan hasilnya pertandingan berujung sama kuat, 1-1.

Myanmar memimpin lebih dulu lewat gol Myat Khaung Khant pada menit ke-13 sebelum akhirnya dibalas Rachmat Irianto pada menit ke-38.

Dua pencetak gol itu saat ini masih membela tim masing-masing dan tampil di SEA Games 2019.

Begitu pula di kursi pelath kepala, Myanmar ketika itu sudah dilatih Velizar Popov sedangkan Indra Sjafri juga telah membesut Tim Garuda Muda.

Pada Piala AFF U-22 2019 ini Indonesia keluar sebagai juara, sementara Myanmar gagal lolos dari penyisihan grup lantaran hanya mengumpulkan satu poin saja hasil imbang kontra Indonesia.

Dalam dua pertandingan lain masing-masing melawan Malaysia dan Kambija, Myanmar selalu menderita kekalahan.

 

Pembaca Bola.com bisa menikmati sajian liputan eksklusif SEA Games 2019 Filipina dengan mengklik tautan ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya