Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Bendungan Sepaku Semoi yang berada di Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur akan segera dimulai pembangunannya pada 2020.
Dia menyampaikan, proyek bendungan tersebut akan mendukung pemenuhan kebutuhan air baku untuk kawasan ibu kota baru yang bertempat di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
"Bendungan dengan kapasitas volume sekitar 11 juta m3 ini sudah cukup lama direncanakan. Awalnya untuk memenuhi kebutuhan air baku Kota Balikpapan sebesar 2.000 liter per detik. Dengan adanya rencana IKN (Ibu Kota Negar) di Kaltim, maka bendungan ini diproyeksikan juga untuk memenuhi kebutuhan air baku di Sepaku sebesar 500 liter per detik," paparnya dalam keterangan tertulis, Jumat (6/12/2019).
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, Menteri Basuki mengungkapkan, Kementerian PUPR tengah menyiapkan desain awal (basic design) bendungan tersebut, dimana nantinya akan dilelang dengan metode design and build sehingga lebih cepat.
Menurutnya, dibutuhkan lahan dengan luas sekitar 300 ha untuk pembangunan bendungan tersebut dan saat ini sedang dilakukan penilaian harga lahan (appraisal).
"Awal tahun 2020 ini Bendungan Sepaku Semoi akan kita lelang, paling lama sekitar satu hingga dua bulan akan diputuskan pemenangnya untuk kontrak pembangunannya. Diperkiraan biaya pembangunan bendungan sekitar Rp 700 miliar," terang Menteri Basuki.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bendungan Batu Lepek
Selain Bendungan Sepaku Semoi, ia menyatakan, Kementerian PUPR juga telah merencanakan pembangunan Bendungan Batu Lepek di Kabupaten Kutai Kartanegara yang juga untuk mendukung pengembangan kawasan IKN. Bendungan tersebut direncanakan memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menunjang IKN yakni sebesar 14.300 liter per detik. Saat ini progresnya masih dalam persiapan desain detail.
"Selain itu kawasan IKN juga akan didukung dengan pembangunan bendungan yang berkapasitas lebih kecil, seperti Bendungan Beruas dan Safiak di Kutai Kartanegara," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Anang Muchlis menyampaikan, di Kalimantan Timur sudah terdapat enam infrastruktur yang selama ini menjadi sumber pengambilan air baku.
Keenam sumber air baku tersebut yakni Bendungan Manggar di Balikpapan (kapasitas tampung 14,2 juta m3), Bendungan Teritip di Balikpapan (2,43 juta m3), Embung Aji Raden di Balikpapan (0,49 juta m3), Bendungan Samboja di Kutai Kartanegara (5,09 juta m3), Intake Kalhol Sungai Mahakam (0,02 juta m3), dan Bendungan Lempake di Samarinda (0,67 juta m3).
"Untuk dukungan kebutuhan air baku untuk pengembangan IKN, kami telah merencanakan pembangunan 8 infrastruktur yang menjadi sumber pengambilan air baku," terang Anang.
Adapun kedelapan infrastruktur sumber air baku yang masuk dalam rencana tersebut yakni Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Pasar Utara dengan volume 10,6 juta m3, Bendungan Samboja II (5,09 juta m3), Intake Loa Kulu Sungai Mahakam, Bendungan Lambakan di Kabupaten Paser (633,89 juta m3).
Kemudian, Bendungan Beruas Kabupaten Kutai Kartanegara (55,4 juta m3), Bendungan Safiak Kabupaten Kutai Kartanegara (22,65 juta m3), Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara (108,13 juta m3), dan Bendungan ITCHI Kabupaten Penajem Paser Utara (657 juta m3).
Advertisement