Liputan6.com, Jenewa - Bertempat di Gedung Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Jenewa pada 3 Desember 2019, Indonesia kembali partisipasi pada bazar tahunan yang diselenggarakan oleh United Nation Women Guild (UNWG). Acara amal ini diikuti oleh negara-negara anggota PBB.
Hasil penjualan akan disumbangkan kepada perempuan dan anak-anak di sebagian negara yang membutuhkan.
Advertisement
Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga ikut menjual kerajinan dan makanan dari negara asalnya, seperti Mesir, Tiongkok, Turki, Jerman, Malaysia, Jepang, Pakistan, dan India.
Untuk pelaksanaan Bazaar ini, PTRI Jenewa selalu bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) PTRI Jenewa. DWP, dibawah kepemimpinan Non Kleib, telah membentuk panitia khusus bazar dengan menujuk satu orang Ibu DWP sebagai penanggung jawab bazar.
Pada bazar ini, terdapat dua macam stan yang disediakan, yaitu untuk kerajinan dan makanan tradisional dari negara peserta bazar. Indonesia ikut pada kedua stan tersebut.
Stan kerajinan dan makanan Indonesia terletak di lantai 2, tepat di depan pintu masuk ruang bazar sangat strategis dan terlihat langsung ketika pengunjung memasuki ke area bazar.
Jual Pernak-Pernik dan Makanan Khas Indonesia
Sejumlah pernak-pernik asal Indonesia seperti perhiasan berbahan mutiara air tawar, syal motif batik, aneka kerajinan kayu seperti door stopper, tatakan kayu motif batik serta beberapa barang lainnya didatangkan langsung dari Indonesia.
Begitupun baju dan celana batik serta tenun, juga ada di stan Indonesia.
Stan kerajinan sangat dipenuhi para pengunjung lokal dan asing. Saking ramainya pembeli, Ketua DWP PTRI Jenewa, Non Kleib, terjun langsung untuk melayani para pengunjung yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Sedangkan di stan makanan tahun ini, Indonesia menjual nasi goreng, mie goreng, sate ayam dan rendang. Tak hanya itu, dijual pula kue-kue tradisional nusantara seperti onde-onde, bakwan, risoles, pastel, dadar gulung, dan panada.
"Di booth kerajinan, perhiasan mutiara yang paling banyak diborong pengunjung. Sementara di stan makanan, mie goreng dan sate ayam termasuk makanan favorit yang paling laris diserbu oleh pengunjung bazar. Sedangkan untuk jenis kue, bakwan sayur yang paling laris terjual habis sejak awal," papar Non dalam keterangan tertulisnya yang Liputan6.com muat Jumat (6/12/2019).
Ketika sejumlah makanan telah habis terjual, pembeli terlihat masih antre untuk membeli makanan khas Indonesia lain, terutama kue-kue tradisional. Beberapa kue yang awalnya disediakan untuk panitia akhirnya dijual karena banyak peminat yang kehabisan.
"Rasa lelah hilang sudah, terbayar dengan larisnya makanan dan kerajinan Indonesia. Stan kita juga mendapatkan kehormatan dengan berkunjungnya Direktur Jenderal Kantor PBB di Jenewa, Tatiana Volavaya," tambah Non lagi.
Sebagian hasil penjualan dari stan kerajinan dan makanan Indonesia telah disumbangkan ke UNWG, untuk membantu perempuan dan anak-anak yang membutuhkan di sebagian negara.
Advertisement