Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah diminta kembali untuk mempertimbangkan rencana penjualan avtur oleh pihak swasta. Pasalnya, penjualan avtur oleh pihak swasta dikhawatirkan akan memicu peningkatan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hal ini tentunya tidak sejalan dengan upaya pemerintah membenahi defisit neraca berjalan dan defisit neraca perdagangan.
Pengamat Energi Sofyano Zakaria mengatakan, badan usaha swasta yang berjualan avtur belum memiliki fasilitas produksi di dalam negeri, dengan begitu avtur yang dijual di Indonesia harus diimpor.
"Sebagai pemain baru avtur, maka pemain baru sangat bisa dipastikan akan impor avtur," kata Sofyano, di Jakarta, Jumat (6/12/2019).
Menurut Sofyano, jikan badan usaha swasta dibiarkan mengimpor avtur, maka tidak sejalan dengan upaya pemerintah membenahi defisit neraca berjalan dan neraca berjalan. Pasalnya, defisit nerca migas akan semakin membesar.
Baca Juga
Advertisement
"Ini bertentangan dengan program pemerintah yang ini mengurangi defisit migas," ujarnya.
Pemerintah seharusnya mewajibkan badan usaha swasta yang ingin menjual avtur di Indonesia membangun fasilitas produksi di dalam negeri, selain itu juga mewajibkan menjual avtur di bandara yang terletak di wilayah terpencil.
"Pemerintah harus tegas menolak pemain baru avtur, jika tak bisa produksi avtur didalam negeri dan mewajibkan juga untuk memiliki sarana dan fasilitas avtur," tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyataan, Pertamina sudah tidak lagi mengimpor avtur guna memenuhi kebutuhan transportasi udara di dalam negeri. Bahkan dengan modernisasi kilang Cilacap, avtur Pertamina sudah ekspor.
"Mulai Maret 2019 kami sudah tidak impor solar dan avtur, khusus avtur Juni 2019 kami sudah ekspor, kita sudah mandiri kita tidak impor, kita sudah upgrade kilang Cilacap sehingga menghasilkan lebih banyak," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Luhut Ajak Perusahaan Swasta Jualan Avtur di Indonesia
Harga avtur kembali menjadi pembahasan pemerintah. Rencana membuka kesempatan swasta berjualan avtur untuk menurunkan harga pun semakin kuat.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun memberikan sinyal untuk membuka kesempatan swasta berbisnis avtur di Indonesia. Dia mengatakan, penjual avtur sebaiknya lebih dari satu operator.
"Yang jelas kita mau lihat ada jangan satu lah intinya (operator)," kata Luhut, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Menurut Luhut, penjual avtur oleh swasta tidak menutup kemungkinan berasal dari perusahaan luar negeri.
"Ya jelas pasti lah boleh, nggak ada masalah," ujarnya.
Advertisement
Kemungkinan untuk Indonesia Timur
Namun ketika ditanyakan pihak swasta ditugaskan menjual avtur di Indonesia Timur, Luhut belum bisa memastikan. Pasalnya, pembahasan harga avtur yang direkcanakan hari ini ditunda.
"Kita tunda rapatnya, kita lihat lagi nanti lah," tegasnya.