Liputan6.com, Jakarta -a Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara soal Direktur Keuangan (Dirkeu) Garuda Indonesia yang disebut-sebut akan menjadi pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Garuda Indonesia.
Dirinya menyatakan akan meninjau terlebih dahulu hal tersebut.
"Belum, kita ngomong hari ini, nanti kita review juga," ujarnya di Tangerang, Jumat (6/12/2019).
Diketahui sebelumnya, laporan keuangan Garuda Indonesia tersandung masalah karena diduga dipalsukan setelah sejumlah kejanggalan ditemukan saat pemeriksaan.
Baca Juga
Advertisement
Dengan demikian, Dirkeu Garuda Indonesia berpeluang besar untuk ikut andil dalam hal tersebut, sehingga pengangkatan Dirkeu Garuda sebagai Plt Dirut Garuda akan jadi gebrakan yang cukup kontroversial.
Erick mengatakan, kasus pemalsuan laporan keuangan sebelumnya memang sangat bertentangan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
"Saya kan tidak kerja di Garuda, jadi secara internal nggak tahu. Tapi komisi XI (DPR RI) sudah sampaikan isu laporan keuangan sebelumnya sungguh melanggar GCG (Good Corporate Governance)," imbuhnya.
Menindaklanjuti hal ini, Erick akan melakukan rapat pada Sabtu (7/12/2019) mendatang dengan komisaris Garuda Indonesia untuk mengusut tuntas siapa lagi yang terlibat dalam kasus penyelundupan yang menyeret Dirut Garuda. Oleh karenanya, Plt Dirut Garuda Indonesia sendiri belum bisa ditentukan pastinya.
"Saya ada rapat lagi dengan komidaris Sabtu nanti, untuk mengetahui siapa yang masih terlibat, karena ini Tbk jadi prosesnya gitu," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Direktur Keuangan Ditunjuk Jadi Plt Dirut Garuda Gantikan Ari Askhara
Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Fuad Rizal ditunjuk jadi Pelaksana Tugas Direktur Utama Garuda Indonesia, menggantikan sementara Ari Askhara.
Ari Ashkara dicopot karena diduga melakukan penyelundupan suku cadang motor Harley Davidson dan sepeda Brompton, melalui pesawat Garuda Indonesia.
"Jadi sudah pada konfirmasi pelaksana tugas Dirut adalah Direktur Keuangan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dikutip Antara, Jumat (6/12/2019).
Karena itu, untuk terkait pengawasan keselamatan penerbangan tidak masalah karena ditangani oleh Direktur Operasi dan Direktur Teknik.
Pernyataan tersebut menanggapi kekosongan jabatan yang ada di posisi tertinggi organisasi Garuda Indonesia, terlebih saat ini jelang musim ramai Natal dan Tahun Baru.
"Kalau safety (keselamatan) adalah domain Direktur Operasi dan Direktur Maintenance, jadi sudah sesuai dengan kualifikasi, tentu keamanan tidak bermasalah," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional (Inaca) Denon Prawiraatmadja mengatakan tidak ada imbas langsung pencopotan Dirut Garuda kepada operasional penerbangan.
"Kalau jelang Natal dan Tahun Baru enggak ada dampak langsung, operasionalnya tetap berjalan seperti biasa," katanya.
Advertisement
Erick Thohir Pecat Dirut Garuda Indonesia yang Selundupkan Harley
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memberhentikan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Ashkara atas penyelundupan onderdil Harley Davidson keluaran 1970-an yang didatangkan dari Prancis. Pemecatan tersebut, usai Ari Ashkara mengaku merupakan pemilik barang selundupan tersebut.
"Saya sebagai Kementerian BUMN, akan memberhentikan saudara Direktur Utama Garuda Indonesia," ujar Erick di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12).
Erick mengatakan, pemecatan Ari Ashkara tidak bisa dilakukan secara langsung sebab harus melewati proses Rapat Luar Biasa Pemegang Saham. Mengingat perusahaan tersebut merupakan perusahaan milik publik.
"Untuk proses pemberhentian tidak bisa langsung hari ini, nanti ada rapat pemegang saham umum. Tapi kita langsung menunjuk pelaksana tugas," jelasnya.
Dia menambahkan, Kementerian BUMN sebenarnya menginginkan Dirut Garuda Indonesia itu mengundurkan diri. "Saya tadi pagi mengharapkan individu yang terlibat mengundurkan diri daripada dicopot dengan tidak hormat. Dari pada malu disorot keluarga, tetangga," jelasnya.
Kementerian Keuangan memamerkan onderdil atau sparepart motor gede (moge) Harley Davidson langka keluaran 1970-an yang dibawa oleh Maskapai Garuda Indonesia dari Prancis ke Indonesia. Barang bukti selundupan tersebut dikemas dalam 18 kardus berwarna cokelat.
Kardus tersebut berisi bagian bagian Harley Davidson. Mulai dari tangki bensin, ban, knalpot, perangkat mesin, jok tempat duduk, box samping kiri dan kanan serta rem cakram. Rangkaian motor berwarna merah tersebut merupakan milik salah satu pegawai Garuda Indonesia.
Bersamaan dengan onderdil tersebut, terdapat juga dua sepeda lipat dengan harga masing-masing sekitar Rp52 juta. Barang-barang tersebut merupakan barang bekas yang dimasukkan dengan datangnya pesawat baru Garuda Indonesia.
Salah satu Pegawai Dorektorat Bea Cukai yang enggan disebutkan namanya mengatakan, barang tersebut dimasukkan untuk menghindari pembayaran bea masuk. Barang tersebut merupakan barang bekas. "Itu barang selundupan, semuanya barang bekas. Makanya tidak boleh," ujarnya di Kemenkeu, Jakarta, Kamis (5/12).