Liputan6.com, Jakarta Kehadiran ponsel membawa banyak keuntungan, namun pemakaian yang tidak benar bisa membawa masalah. Selama dua dekade terakhir, jumlah orang yang mengalami cedera leher atau kepala saat menggunakan ponsel telah meningkat.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Otolaryngology – Head & Neck Surgery, kebanyakan orang terluka karena penggunaan ponsel di rumah.
Advertisement
Para peneliti menggunakan database National Electronic Injury Surveillance System (NEISS) terhadap kunjungan ruang gawat darurat dari sekitar 100 rumah sakit Amerika Serikat.
Dari 2.501 insiden yang terjadi antara Januari 1998 dan Desember 2017, sebanyak 37,6 persen pasien berusia antara 13 hingga 29 tahun, dan usia pra-remaja yang paling berisiko. Dari total, 55 persen adalah perempuan, 38,8 persen berkulit putih.
Sebagian besar pasien sakit kepala, diikuti wajah, termasuk daerah mata dan hidung, dan terakhir leher. Laserasi adalah cedera yang paling umum, diikuti oleh luka memar atau lecet dan cedera organ dalam - kebanyakan cedera otak traumatis. Beberapa menderita gegar otak.
Sebagian besar cedera terjadi di rumah
Cedera kepala dan leher karena ponsel relatif jarang terjadi hingga 2007, namun melonjak setelah rilis Apple iPhone. Para peneliti menemukan terjadi kenaikan yang tajam pada 2016.
Berdasarkan 2.501 kasus, tim memperkirakan sebanyak 76.043 cedera seperti itu kemungkinan terjadi di seluruh AS antara tahun 1998 dan 2017. Dari jumlah tersebut, sekitar 14.150 melibatkan orang-orang yang terganggu.
Itu termasuk 90 bermain Pokemon Go, 7.240 orang menyetir, 1.022 SMS, dan 5.080 pasien berjalan dan menggunakan smartphone.
Despina Stavrinos, profesor psikologi di University of Alabama di Birmingham yang tidak ikut pada penelitian mengatakan kepada Newsweek bahwa dia tidak terkejut dengan temuan.
"Sebagian besar dari cedera itu terjadi pada anak-anak dan remaja, sehingga orang tua memainkan peran penting dalam mendidik anak-anak mereka tentang praktik telepon yang aman," kata Stavrinos.
Menurutnya, sebagian besar cedera dalam penelitian ini terjadi di rumah; namun, porsi yang lebih kecil namun signifikan terjadi di lingkungan lalu lintas.
"Gangguan dalam berjalan, bersepeda, dan mengemudi adalah kegiatan umum yang meningkatkan risiko cedera dan sangat berbahaya di kalangan pemuda," kata Stavrinos, yang ikut menulis makalah tentang topik itu.
Advertisement