RI-Namibia Gandeng Tangan Tingkatkan Kerja Sama Infrastruktur dan Perdagangan

Menlu RI Retno Marsudi bertemu Menteri Kerja Sama dan Hubungan Internasional Namibia, Netumbo Nandi-Ndaitwah, di sela Bali Democracy Forum/BDF ke-12.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2019, 13:56 WIB
Menlu RI Retno Marsudi bertemu Menteri Kerja Sama dan Hubungan Internasional Namibia, Netumbo Nandi-Ndaitwah, di sela-sela kegiatan Bali Democracy Forum/BDF ke-12 di Nusa Dua, Bali. (Dokumentasi Kemlu RI)

Liputan6.com, Bali - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bertemu Menteri Kerja Sama dan Hubungan Internasional Namibia, Netumbo Nandi-Ndaitwah, di sela-sela kegiatan Forum Demokrasi Bali (Bali Democracy Forum/BDF) ke-12 di Nusa Dua, Bali pada Kamis 5 Desember 2019.

Menurut keterangan tertulis Kemlu RI seperti dikutip dari Antara News, Sabtu (7/12/2019),  dalam pertemuan kedua menteri tersebut membahas upaya peningkatan kerja sama kedua negara di bidang infrastruktur dan perdagangan.

Pada kesempatan itu, pemerintah Namibia kembali menawarkan peluang kerja sama proyek infrastruktur dan mengundang partisipasi badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia pada proyek konstruksi perumahan rakyat di Namibia.

Menlu Retno Marsudi menyambut baik tawaran kerja sama tersebut yang disampaikan oleh Menteri Nandi-Ndaitwah. Pembahasan awal kerja sama sebelumnya telah dilakukan saat kunjungan Presiden Namibia, Hage G. Geingob ke Indonesia pada Agustus 2018.

Pembahasan kerja sama itu kemudian ditindaklanjuti pada pertemuan Wamenlu RI dengan Wakil Menteri Pembangunan Kota dan Desa Namibia di sela-sela Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019.


Kerja Sama Perdagangan

Ilustrasi bendera Indonesia (Sumber: Pixabay)

Selain kerja sama bidang infrastruktur, kedua Menteri sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan bilateral Indonesia-Namibia melalui penurunan tarif masuk barang dengan pembentukan perjanjian dagang istimewa (Preferential Trade Agreement/PTA) dengan Southern African Customs Union (SACU).

Southern African Customs Union (SACU) adalah suatu serikat pabean di antara lima negara di Afrika Selatan, yakni Botswana, Lesotho, Namibia, Afrika Selatan, dan Eswatini (dulu bernama Swaziland).

Namibia yang merupakan salah satu anggota SACU diharapkan dapat mendukung proposal pembentukan PTA Indonesia tersebut yang akan meningkatkan volume perdagangan kedua negara.

Upaya-upaya konkret diplomasi Indonesia ke pasar Afrika dilakukan oleh pemerintah RI, antara lain dengan penyelenggaraan Indonesia-Afrika Forum (IAF) 2018, yang kemudian berlanjut dengan Indonesia-Afrika Infrastructure Dialogue (IAID) 2019.

IAID 2019 menghasilkan sejumlah kesepakatan yang didominasi proyek infrastruktur bernilai besar, misalnya proyek pembangunan kawasan bisnis terpadu (mixed used complex) La Tour de Goree Tower senilai 250 juta dolar AS di Dakar, Senegal; proyek konstruksi rumah susun (social housing) senilai 200 juta dolar AS di Songon, Pantai Gading; serta proyek pembangunan pelabuhan terminal liquid (bulk liquid terminal) senilai 190 juta dolar AS di Zanzibar-Tanzania.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya