Data Surabaya: Optimisme Konsumen Meningkat pada November 2019

Survei konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan optimisme konsumen menguat pada November 2019. Peningkatan optimisme ini juga terjadi di Surabaya.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Des 2019, 17:40 WIB
Tugu Pahlawan Merah Putih di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)

Liputan6.com, Jakarta - Survei konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan optimisme konsumen menguat pada November 2019. Ini ditunjukkan dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2019 yang meningkat menjadi 124,2 dari IKK pada bulan sebelumnya sebesar 118,4.

Peningkatan optimisme konsumen terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran. Optimisme konsumen yang menguat didorong oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan harapan konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan.

Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini membaik didorong oleh persepsi lebih baik terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan saat ini, dan pembelian barang tahan lama.

Meningkatnya optimisme konsumen pada November 2019 didorong oleh peningkatan kedua komponen pembentuknya yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang meningkat 4,5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 109,3. Selanjutnya Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) yang meningkat 7,1 poin menjadi 139,1.

Berdasarkan kategori responden, meningkatnya IKK pada November 2019 terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran responden, tertinggi pada responden dengan pengeluaran Rp 2,1-Rp3 juta per bulan.

Sementara dari sisi usia, IKK meningkat pada hampir seluruh kategori usia responden, terutama pada responden berusia 41-50 tahun. Secara spasial, IKK naik di 12 kota pelaksana survei tertinggi di Medan (13,7 poin), diikuti Jakarta (10,6 poin).

Lalu bagaimana di Surabaya? Mengutip laman Bank Indonesia (BI), Sabtu (7/12/2019), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di Surabaya naik 9,2 poin menjadi 132,8 pada November 2019 dari bulan sebelumnya Oktober 2019 sebesar 123,6 poin. Ini menunjukkan optimisme konsumen meningkat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Selanjutnya

Tugu Pahlawan Merah Putih di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)

Sementara itu, indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) naik 4,5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 109,3. Meningkatnya IKE didorong oleh kenaikan seluruh komponen indeks penyusunnya, tertinggi indeks ketersediaan lapangan kerja sebesar 5,1 poin.

Hal ini karena membaiknya persepsi konsumen terhadap tersedianya tenaga kerja ditengarai didorong oleh dibukanya lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019 yang secara nasional mencapai 152 ribu formasi pada awal November 2019.

Secara spasial meningkatnya IKE terjadi di 10 kota dengan kenaikan tertinggi terjadi di Medan (18,1 poin) diikuti Padang (10 poin).

Di Surabaya, tercatat Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) naik 7,8 poin menjadi 116,7 pada November 2019 dari posisi Oktober 2019 sebesar 108,9.

Selain itu, secara nasional optimisme konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi ke depan terpantau kembali menguat tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) November 2019 sebesar 139,1 lebih tinggi dari 132 pada bulan sebelumnya.

Peningkatan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi tersebut didukung oleh kenaikan seluruh komponen penyusunnya, terutama ekspektasi konsumen terhadap kondisi kegiatan usaha dalam enam bulan ke depan. Secara spasial,ekspektasi konsumen meningkat di 12 kota dengan kenaikan IEK tertinggi di Denpasar (16,2 poin) diikuti Jakarta (12 poin).

Di Surabaya, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) naik 10,6 poin menjadi 148,9 pada November 2019 dari periode Oktober 2019 sebesar 138,3.

Selain itu, secara nasional, konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang (Februari 2020) melambat dari bulan sebelumnya, didukung oleh optimisme responden terhadap ketersediaan barang dan jasa yang cukup dan distribusi barang yang lancar.

Hal ini terindikasi dari indeks ekspektasi harga tiga bulan yang akan datang sebesar 173,0 lebih rendah dari 176,2 pada bulan sebelumnya.

Secara spasial, melambatnya tekanan harga pada tiga bulan mendatang diperkirakan terjadi di 12 kota, terdalam terjadi di Medan (-30,2 poin), diikuti Pontianak (-8,5 poin).

Di Surabaya, indeks ekspektasi harga pada tiga bulan yang akan datang meningkat 6,2 poin menjadi 191 pada November 2019 dari Oktober 2019 sebesar 184,8.

Secara nasional, konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang (Mei 2020) kembali meningkat. Ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) enam bulan mendatang yang meningkat dari 174,1 pada bulan sebelumnya menjadi 176.

Perkiraan meningkatnya tekanan inflasi tersebut terutama didorong oleh meningkatnya permintaan barang dan jasa pada bulan Ramadan dan Idul Fitri yang terjadi pada Mei 2020. Secara spasial, meningkatnya tekanan kenaikan harga pada enam bulan yang akan datang diperkirakan terjadi di 10 kota tertinggi terjadi di Banten (15 poin) diikuti Bandar Lampung sebesar 9 poin.

Di Surabaya, IKE pada enam bulan mendatang hanya naik 5,4 poin dari 187,2 menjadi 192,6 pada November 2019.

Sementara itu, tekanan harga pada 12 bulan yang akan datang (November 2020) diperkirakan melambat, tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) pada 12 bulan mendatang sebesar 175,8 lebih rendah dari 177,7 pada bulan sebelumnya. Melambatnya tekanan kenaikan harga 12 bulan mendatang diperkirakan terjadi di 15 kota, terdalam di Samarinda (-18,5 poin) diikuti Medan (-8,6poin).

Di Surabaya, tercatat indeks ekspektasi harga pada 12 bulan yang akan datang naik 18,8 poin menjadi 187,6 pada November 2019 dari Oktober 2019 sebesar 168,8.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) menggelar survei konsumen sejak Oktober 1999. Sejak Januari 2007 survei dilaksanakan terhadap kurang lebih 4.600 rumah tangga sebagai responden di 18 kota, salah satunya Surabaya. Indeks per kota dihitung dengan metode balance score yang menunjukkan jika indeks di atas 100 berarti optimis dan di bawah 100 berarti pesimis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya