Liputan6.com, Washington D.C. - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan tidak mencapai kesepakatan terkait anggaran tahunan militer. Pihak AS meminta tambahan anggaran hingga lima kali lipat untuk membiayai pasukan mereka di Korsel.
Dilaporkan VOA Indonesia, Sabtu (7/12/2019), Jeong Eun-bo, ketua tim perunding Korea Selatan dalam pembicaraan pembagian biaya pertahanan, bertemu para pejabat AS selama dua pekan di Washington pekan ini. Pada akhir lawatannya, kedua negara masih belum mencapai kesimpulan apapun, ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
"Pada saat ini, kami berada dalam situasi di mana kami perlu terus mempersempit perbedaan pendapat kami. Ini karena kami belum mencapai suatu hasil konkret," sebut kantor berita Yonhap mengutip Jeong di Bandara Internasional Dulles, Jumat 6 Desember.
Sejak bertemu di Honolulu Oktober lalu, para perunding AS telah meminta Korea Selatan agar membayar sekitar 5 miliar dolar untuk menutup biaya bagi 28.500 tentara AS yang ditempatkan di sana. Ini lima kali lipat dari sekitar 800 juta dolar yang dibayarkan Korea Selatan sekarang ini.
AS tampaknya masih meminta Seoul untuk membayar kenaikan tajam, bahkan setelah Korea Selatan setuju untuk meningkatkan 8,2 persen bagiannya dalam pembagian biaya itu pada Februari lalu.
Korea Selatan juga setuju untuk menutup sekitar 90 persen dari 10,7 miliar dolar biaya merelokasi pangkalan militer AS keluar dari Seoul dan mengizinkan pangkalan ini dioperasikan dengan bebas biaya sewa.
“Adalah tepat mengatakan bahwa AS mempertahankan posisinya,” ujar Jeong. “Kami akan berusaha keras menyelesaikan perundingan sebelum akhir tahun.”
Terlepas dari perbedaan pendapat itu, AS dan Korea Selatan dipaksa bekerja dengan tenggat yang ketat. Perjanjian khusus yang berlaku sekarang ini, Special Measures Agreement (SMA), akan berakhir pada penghujung tahun ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lanjut Dialog di Seoul
Pakar Korea yang berbasis di Washington, DC akan mengamati dengan seksama putaran pembicaraan berikutnya tentang pembagian biaya pertahanan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Para pakar itu khawatir bahwa ketegangan yang terjadi pada aliansi itu mungkin akan menjadi durian runtuh bagi musuh-musuh Amerika. Demikian dikutip dari VOA Indonesia, Jumat, 6 Desember 2019.
Perundingan dijadwalkan dilanjutkan di Ibu Kota Korea Selatan pada akhir bulan ini. Seoul menunjukkan sedikit kesediaannya untuk menerima permintaan AS, yaitu membayar lima kali lipat, dari USD 1 miliar menjadi USD 5 miliar per tahun, untuk mempertahankan sekitar 28.500 tentara AS di wilayahnya.
Putaran keempat perundingan berakhir Rabu 4 Desember di Washington tanpa ada tanda-tanda kesepakatan dari kedua pihak.
Kekhawatiran ini diperparah oleh kemungkinan hubungan yang lebih dekat antara Korea Selatan dan China. Menteri Luar Negeri China Wang Yi berada di Seoul pekan ini untuk pembicaraan tingkat tinggi, yang bisa membuka jalan bagi kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Korea Selatan.
Permintaan Presiden Donald Trump agar Korea Selatan membayar lebih banyak untuk perlindungan AS, dipandang banyak pihak sebagai perubahan kebijakan AS yang sudah lama ada, yang melihat manfaat strategis dari kehadiran pasukan AS di semenanjung Korea.
Advertisement