Honda Brio Bisa Makin Moncer Selepas Datsun Setop Produksi Tahun Depan

Bermain di segmen LCGC (Low Cost Green Car), salah satu saingan terberat Datsun Go ialah Honda Brio Satya. Honda mengaku lebih bersemangat menarik minat calon konsumen selepas ditinggalkan Datsun.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 08 Des 2019, 20:12 WIB
All new Honda Brio (Honda)

Liputan6.com, Jakarta Bermain di segmen LCGC (Low Cost Green Car), salah satu saingan terberat Datsun Go ialah Honda Brio Satya. Datsun tak lagi melakukan produksi mobil tahun depan, Honda mengaku lebih bersemangat menarik minat calon konsumen.

"Pastinya customer yang tadinya ada banyak, karena Datsun hilang ya memberikan kompetisi lebih baik dan kita lebih semangat lagi," kata Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy di Senayan, Jakarta.

Konsumen LCGC diakui Yusak merupakan first time buyer yang beralih dari kendaraan roda dua ke mobil. Sehingga, kontribusi untuk Honda sangat besar.

"Karena first time buyer itu banyak yang dari roda dua. LCGC kita kontribusi 50 persenan untuk first time buyer, jadi dari roda dua beli mobil kontribusi paling tinggi itu first time buyer," ujarnya.

Saat disinggung kemungkinan konsumen Datsun yang beralih ke Honda, Yusak dengan lantang mengungkapkan hal tersebut mungkin saja terjadi. Selain itu, Ia menyebut prediksi pasar LCGC tahun depan masih cukup baik.

"Masih bagus, yakin masih bagus karena pengguna market roda dua itu besar sekali. Pasti (konsumen Datsun pindah ke Honda)," tuturnya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Setop Produksi Januari 2020

Setelah Chevrolet mengumumkan undur diri dari Indonesia, kini giliran Nissan yang dipastikan bakal menghentikan produksi mobil murahnya, Datsun mulai Januari 2020.

Bahkan, hal tersebut telah dikonfirmasi langsung oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Harjanto.

"Datsun Go dan Datsun Go+ akan diberhentikan produksinya per Januari 2020, yang disebabkan karena faktor skala ekonomi," jelas Harjanto kepada Liputan6.com, melalui pesan elektroniknya, Senin (25/11/2019).

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya