Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menetapkan kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, sebagai salah satu dari 5 destinasi super prioritas untuk menjadi kebanggaan Indonesia.
Menyusul hal tersebut, PT Angkasa Pura II sejak beberapa tahun terakhir fokus dalam melakukan pengembangan secara berkelanjutan di Bandara Internasional Silangit.
Silangit sendiri adalah bandara terdekat dengan kawasan Danau Toba, di mana jarak Silangit – Danau Toba dapat ditempuh dengan waktu berkisar 30 menit hingga 1 jam menggunakan kendaraan bermotor.
Sampai dengan 2017, pengembangan yang sudah dilakukan PT Angkasa Pura II di Bandara Internasional Silangit adalah modernisasi dan revitalisasi terminal menjadi berkapasitas 500 ribu penumpang per tahun. Selain itu, Angkasa Pura II juga telah meningkatkan kapasitas runway agar bisa melayani penerbangan pesawat berbadan sedang (narrow body) seperti Boeing 737 dan sejenis.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu pengembangan yang sedang dilakukan di 2019 saat ini adalah pembangunan atau perluasan terminal agar memiliki kapasitas 750 ribu penumpang per tahun. Pekerjaan ini ditargetkan tuntas pada bulan Januari tahun depan.
untuk melihat perkembangan perluasan tersebut, Ketua dan Anggota Komisi VI DPR RI didampingi President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dan Direktur Keuangan Bayu Rafisukmawan melakukan peninjauan progres perluasan terminal dan operasional secara keseluruhan di Silangit pada Sabtu kemarin.
“Pertumbuhan penumpang pesawat di Silangit cukup membanggakan, oleh karena itu kami melakukan perluasan terminal agar standar pelayanan tetap terjaga. Pada 2020, kapasitas terminal di Silangit bertambah menjadi 750 ribu penumpang supaya standar pelayanan dapat terjaga dan semakin meningkat,” ujar President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (8/12/2019).
“PT Angkasa Pura II juga sudah menyelesaikan perluasan apron sehingga kini Silangit memiliki 5 parking stand untuk pesawat.” kata dia.
"Agar pemerintah daerah di sekitar Bandara Silangit dapat melakukan sinergi dan kolaborasi mendukung Bandara Silangit guna meningkatkan pariwisata setempat."
Komisi VI DPR RI juga meminta agar suasana (ambiance) di Bandara Silangit dapat lebih menciptakan nuansa berlibur sejak di tiba terminal kedatangan penumpang.
Saat ini, Bandara Internasional Silangit melayani sejumlah penerbangan rute domestik dan internasional. Rute-rute yang dilayani adalah dari dan ke Jakarta, Kualanamu, Gunung Sitoli, Subang (Malaysia), dan Kuala Lumpur (Malaysia).
Penumpang Terus Meningkat
Muhammad Awaluddin mengungkapkan jumlah penumpang pesawat terus meningkat sejak Bandara Internasional Silangit dibuka untuk penerbangan langsung dari dan ke Jakarta pada 2016.
Pada 2016 jumlah penumpang tercatat 155.214 orang, kemudian naik pada 2017 menjadi 282.586 orang, lalu pada 2018 sebanyak 425.476 orang.
“Kenaikan jumlah penumpang yang cukup signifikan setiap tahunnya ini sejalan dengan semakin dikenalnya Danau Toba sebagai destinasi utama di Indonesia. Hal ini sekaligus menandakan bahwa Bandara Silangit memang gerbang utama menuju Danau Toba. Oleh karena itu, pengembangan di Silangit harus dilakukan berkelanjutan,” ujar Muhammad Awaluddin.
Advertisement
Airport Digital Journey Experience
Tidak hanya melakukan pengembangan infrastruktur, PT Angkasa Pura II juga menghadirkan Airport Digital Journey Experience melalui mesin self check-in, E-kiosk, digital banner, digital feedback, digital feedback, flight information display system (FIDS), serta informasi dan layanan di aplikasi Indonesia Airports yang dapat diakses langsung dari smartphone.
Di Bandara Silangit penumpang pesawat juga bisa menemukan Millennial Corner sebagai tempat bersantai dan berkumpul di bandara.
“Airport Digital Journey Experience sudah menjadi standar layanan di seluruh bandara PT Angkasa Pura II termasuk di Silangit untuk mengakomodir kebutuhan traveler yang saat ini lebih banyak berasal dari kalangan millennial,” ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun Komisi VI DPR RI memberikan apresiasi terhadap pengembangan di Bandara Internasional Silangit oleh PT Angkasa Pura II. Kendati demikian, agar Silangit dapat memberikan dampak positif lebih besar, maka Komisi VI DPR RI menilai perlu dukungan dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi, hingga pemerintah pusat.