Liputan6.com, Jakarta - Toyota Raize yang baru meluncur sebulan lalu sudah mencatatkan angka pesanan sekitar 32.000 unit. Angka tersebut meroket dari prediksi awalnya yang hanya 4.100 unit saja. Ini artinya angka pemesanan mencapai 8 kali lipat.
Lantas apa saja yang bikin si crossover digandrungi khalayak Jepang? Menurut Toyota, ada beberapa poin utama yang melambungkan popularitas. Ia merupakan kompak SUV dengan gaya yang kuat. Panjang kurang dari 4 meter. Detailnya, Raize memiliki dimensi 3.995 x 1.695 x 1.620 mm, jarak sumbu roda 2.525 mm dan ground clearance 185 mm. Bodi ringkas namun sarat akomodasi.
Baca Juga
Advertisement
Dikatakan pula, ruang bagasi luas dan punya penyimpanan utilitas baik. Teknologi keselamatan di dalamnya juga turut disukai. Ia dilengkapi fitur keselamatan Smart Assist terbaru. Termasuk Crash Avoidance Braking Function, yang mampu mendeteksi kendaraan dan pejalan kaki. Kemudian Erroneous Start Prevention Function with braking control. Berfungsi sebagai pencegahan kesalahan menekan pedal gas dan rem, maju serta mundur. Tersedia pula Adaptive Cruise Control dengan All Speed Tracking. Anda bisa melesat sendiri, tanpa injak pedal dan bisa menjaga jarak dengan kendaraan di depannya.
Untuk komposisi penjualan Toyota Raize, varian Z menyumbang 70 persen pemesanan. Sedangkan tipe G sebanyak 20 persen saja. Fitur yang paling banyak disukai sebanyak 40 persen dari monitor blind spot dan rear cross traffic alert. Sisanya Navi Lady package 40 persen dari total rasio. Raize memiliki delapan opsi warna di Jepang. Yang sering dijadikan acuan (flagship) model ialah kelir Turquoise Blue Mica Metallic. Dan rupanya, bukan itu yang digemari. Sebanyak 30 persen konsumen suka warna Shining White Pearl, 20 persen Black Mica Metallic dan 10 persen Bright Silver Metallic.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Mesin
Di sektor tenaga, Raize mengandalkan mesin 1KR-VET berkonfigurasi 1,0 liter turbo 3-silinder segaris. Unit pacu menenggak bensin dengan sistem penyemprotan injeksi ke ruang bakar. Tenaga yang dihasilkan 98 PS pada 6.000 rpm. Kemudian torsi puncak 140 Nm, tersedia mulai dari 2.400 hingga 4.000 rpm. Opsi transmisinya hanya melalui D-CVT atau Dual mode Continuously Variable Transmission.
Output itu disalurkan ke roda depan (FWD) atau keempat roda (4WD). Yang pasti, konsumsi bahan bakarnya berbeda. Penggerak depan dapat mencapai 18,6 km/liter dalam siklus tes WLTC. Sementara model penggerak empat roda mencapai 17,4 km/liter. Terbilang irit di kelasnya. Wajar, dari spesifikasi yang dimiliki, membuatnya naik daun.
Sumber: Oto.com
Advertisement