Kampung Berkebun, Cara Bandung Bikin Pekarangan Datangkan Untung

Pembaruan komoditas kampung berkebun pun terus dilakukan, sebagai cara untuk mengedukasi masyarakat sekaligus berpartisipasi langsung peduli terhadap inflasi daerah

oleh Arie Nugraha diperbarui 09 Des 2019, 07:00 WIB
Tiap kampung berkebun mendapat tambahan komoditas dari pemerintah seperti bawang, cabai, tomat, terong, kemangi dan aneka bumbu dapur lainnya. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkot Bandung/Arie Nugraha)

Liputan6.com, Bandung - Pekarangan rumah lazimnya ditanami beragam bunga. Tetapi di RW 04 Padjadjaran, Kecamatan Cicendo, Bandung, warga memanfaatkan pekarangan untuk berkebun.

Berbagai komoditas penting kebutuhan rumah tangga ditanam. Ada bawang, cabai, tomat, terong, kemangi, dan aneka bumbu dapur lainnya.

Di langit-langit pekarangan, nampak pula tanaman markisa yang bersifat merambat. Selain produktif, para-para itu bikin suasana di Padjadjaran asri dan sejuk.

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mendorong masyarakat untuk mengembangkan konsep urban farming dengan program kampung berkebun.

Pembaruan komoditas kampung berkebun pun terus dilakukan, sebagai cara untuk mengedukasi masyarakat sekaligus berpartisipasi langsung peduli terhadap inflasi daerah. Kini tiap kampung berkebun mendapat tambahan komoditas dari pemerintah.

“Saya berharap, kalau sudah dilaksanakan di seluruh wilayah di Kota Bandung bisa berpengaruh pada inflasi daerah,” kata Oded usai meresmikan Kampung Berkebun Bandung Juara Peduli Inflasi di RW 04 Padjadjaran, Kecamatan Cicendo, Jumat (6/12/2019).

Kampung Berkebun Bandung Juara Peduli Inflasi ini sudah berjalan di seluruh kelurahan di Kota Bandung dan terus di diperbanyak. Oded mengklaim kini sudah ada 151 Kampung berkebun di setiap kelurahan Kota Bandung.

Simak video pilihan berikut ini:


Urban Farming Mampu Menekan Inflasi

Wali Kota Bandung Oded M. Danial menyerahkan berbagai komoditas di Kampung Berkebun Bandung Juara Peduli Inflasi RW 04 Padjadjaran, Kecamatan Cicendo, Jumat (6/12/2019). (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkot Bandung/Arie Nugraha)

Harapannya, tiap RW bisa menguatkan kemandirian dari sisi pangan. Satu lagi yang penting komoditas kebutuhan rumah tangga itu mampu menekan angka inflasi.l

“Kita mendorong masyarakat untuk melakukan pembangunan lewat urban farming. Ke depan betapa indahnya kalau di setiap RW ada gang. Itu bisa ditanami surawung (kemangi), cabe, kangkung,” ujar Oded.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung, Eric M. Attauriq menerangkan hasil pemantauan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) selama ini, komoditas cabai dan bawang menjadi sejumlah item yang harganya selalu dinamis di pasaran.

Bahkan, beberapa tahun terakhir harga cabai sempat membuat gempar lantaran melejit tinggi di pasaran. Untuk itu, penambahan komoditas ini menjadi poin penting dalam program Kampung Berkebun Bandung Juara Peduli Inflasi.

“Sebelumnya sudah berjalan Bandung Berkebun. Kita berkolaborasi bagaimana Kampung Berkebun di-upgrade ikut bisa peduli dengan inflasi Kota Bandung. Selama ini kita melihat salah satu komoditas yang berpengaruh pada TPID itu seperti cabai. Makanya di Kampung Berkebun ini kita meng-upgrade komoditasnya dengan cabe, bawang dan lainnya,” papar Eric.

Lewat program ini, Pemkot Bandung juga ingin mengedukasi masyarakat bahawa inflasi bukan semata soal kenaikan harga komoditas. Sekaligus memberi alternatif solusi untuk mengatasinya lewat kemandirian pangan.

“Pertama edukasi dulu, memperkenalkan tentang inflasi karena masyarakat Tidak hanya edukasi mengajak untuk peduli dan berkontribusi dalam pengendalian inflasi. Dari hal paling sederhana yaitu mengkonsumsi produk sendiri,” Eric menjelaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya