Donasi, Solusi Kurangi Limbah Pakaian

Pakaian menjadi kebutuhan primer yang terus berganti dari masa ke masa. Salah satu pilihan untuk menjadi langkah awal dalam mengurangi limbah pakaian ini adalah dengan melakukan donasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Des 2019, 13:00 WIB
Belanja Baju / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Limbah merupakan masalah lingkungan terbesar saat ini. Pakaian menjadi kebutuhan primer yang terus berganti dari masa ke masa. Salah satu pilihan untuk menjadi langkah awal dalam mengurangi limbah pakaian ini adalah dengan melakukan donasi.

Intan Anggita, Co-Founder Komunitas Setali Indonesia mengungkapkan ada 90 juta ton limbah pakaian di Indonesia, dan dua juta ton ada pada warehouse Setali.

Sama seperti Ayudia Bing Slamet dan suami, sebagai figur masyarakat tentunya memiliki baju yang banyak tidaklah mengherankan. Ayu memiliki masing-masing satu lemari pada setiap anggota keluarga.

Saat menghadiri acara Perfect Duo Peduli pada Jumat, 6 Desember 2019, Ayudia mengatakan,“Ketika ada baju-baju yang baru, biasanya yang lama aku simpen. Ya, biasanya juga disumbangin. Tapi ada beberapa pula yang mungkin dibuang karena kondisinya kurang baik.” Katanya.

 


Limbah Pakaian

Ilustrasi Foto Baju Warna Kuning (iStockphoto)

Menurutnya, pakaian ternyata tidak sesimpel itu. Ketika pakaian dipilih, dicuci, dan dirawat, bagaimana cara merawat supaya tetap bisa memakai pakaian favorit tapi juga dapat tetap merawat lingkungan, dan dapat memperpanjang usia dari pakaian yang disukai.

Dalam acara ini, Ayu pun juga ikut menyumbangkan baju yang ia miliki, tapi dalam porsi yang lebih sedikit dari biasanya. Ayu diketahui memang sering melakukan donasi secara rutin.

Alasan wanita yang berusia 29 tahun ini sering melakukan donasi adalah ia tidak ingin sampai lemari yang dipunya-nya sampai penuh. Selain itu, Ayu juga merasa senang jika dapat berbagi dengan sesama. Hal itu dibuktikan dengan aksi donasi yang dilakukannya selama 4-6 bulan sekali.

Kategori baju yang mereka sumbangkan juga merupakan baju tertentu untuk kebetuhan pekerjaan dengan 4-5 kali pemakaian. Sedangkan sang anak, Dia Skala Bumi, juga turut andil dalam menyumbangkan pakaiannya. Hal ini merupakan hal yang wajar karena pertumbuhan Skala yang cepat bertumbuh.

Selain Ayu dan Ditto, diharapkan masyaratakat menjadi aware terhadap limbah pakaian yang dapat berkurang sedikit demi sedikit.

Penulis : Lorenza

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya