Timnas Indonesia U-22: 3 Hal yang Perlu Diperbaiki untuk Meraih Medali Emas SEA Games 2019

Timnas Indonesia U-22 selangkah lagi mendulang medali emas SEA Games 2019.

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 09 Des 2019, 09:25 WIB
Para pemain dan official Timnas Indonesia U-22 merayakan kemenangan atas Myanmar U-22 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Sabtu (7/12). Indonesia menang 4-2 atas Myanmar. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Manila - Timnas Indonesia U-22 tinggal selangkah lagi meraih medali emas SEA Games 2019. Tim Garuda Muda hanya butuh mengalahkan Vietnam dalam laga final di Rizal Memorial Stadium, Manila, Filipina Selasa (10/12/2019) malam WIB.

Timnas Indonesia U-22 melangkah ke final setelah mengalahkan Myanmar 4-2 di laga semifinal melalui perpanjangan waktu. Sebelumnya, kedua tim bermain 2-2 dalam waktu normal.

Laga final ini merupakan yang ketujuh bagi Timnas Indonesia, termasuk level U-22 dan U-23 sepanjang sejarah SEA Games. Timnas Indonesia pernah tampil di pertandingan puncak pada 1979, 1987, 1991, 1997, 2011, dan 2013. 

Perjalanan Timnas Indonesia U-22 sebelum melenggang ke partai final SEA Games ke-30 kali ini tak mudah, dan mendebarkan. Tim asuhan pelatih Indra Sjafri ini menjadi runner-up Grup B berkat empat kemenangan dan sekali kalah.

Kekalahan satu-satunya Timnas Indonesia U-22 terjadi ketika melawan Vietnam. Garuda Muda takluk 1-2 setelah sempat lebih dulu unggul.

Kini, Timnas Indonesia U-22 berkesempatan melakukan revans terhadap Vietnam. Namun, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperbaiki agar keinginan balas dendam terbayarkan. Apa saja itu? Berikut ulasannya.


Fokus 15 Menit Akhir

Para pemain Timnas Indonesia U-22 tampak kecewa usai dikalahkan Vietnam U-22 pada laga SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Minggu (1/12/2019). Indonesia kalah 1-2 dari Vietnam. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Timnas Indonesia U-22 kebobolan dua dari tiga gol pada 15 menit akhir pertandingan. Satu di antaranya ketiga kalah 1-2 dari Vietnam pada babak penyisihan (1/12/2019). Gol Nguyen Hoang Duc pada menit ke-90+1 membuat Garuda Muda terdiam.

Dua kebobolan lainnya lahir pada menit ke-79 dan 80' ketika Timnas Indonesia U-22 menyingkirkan Myanmar 4-2 di semifinal (7/12/2019). Garuda Muda harus lebih berkonsentrasi lagi dalam bertahan pada 15 menit akhir.


Perbaiki Finishing Touch

Timnas Indonesia merayakan kelolosan ke final SEA Games 2019 setelah mengalahkan Myanmar 4-2 di semifinal di Stadion Rizal Memorial, Manila (7/12/2019). (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Timnas Indonesia U-22 perlu memperbaiki penyelesaian akhir agar tidak banyak peluang yang terbuang. Teraktual, saat mengalahkan Myanmar 4-2 di semifinal, Garuda Muda mencatatkan 22 tembakan, dengan 12 di antaranya mengarah ke gawang. Namun, hanya empat yang menjadi gol.

Kesempatan terbanyak didapatkan oleh Osvaldo Haay. Sayang, penyerang berusia 22 tahun ini gagal memaksimalkan peluang. Kendati, pemain Persebaya Surabaya ini mampu menyumbangkan satu dari empat gol kemenangan Timnas Indonesia U-22.


Koordinasi Lini Belakang

Kiper Timnas Indonesia U-22, Nadeo Argawinata, memberikan instruksi saat melawan Singapura U-22 pada laga SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Kamis (28/11). Indonesia menang 2-0 atas Singapura. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Koordinasi lini belakang Timnas Indonesia U-22 juga menjadi sorotan. Saat kebobolan dua gol dari Myanmar di semifinal, terjadi beberapa kesalahan di lini belakang.

Penampilan kiper Nadeo Argawinata juga mengundang kritikan. Penjaga gawang berusia 22 tahun ini membuat blunder yang berujung gol kedua Myanmar.

Disadur Bola.com (Penulis Muhammad Adiyaksa / Editor Aning Jati, Published 09/12/2019)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya