Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kalangan termasuk kalangan politisi berharap agar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir segera melakukan restrukturisasi di BUMN. Hal tersebut penting dilakukan mengingat jumlah BUMN saat ini yang dianggap terlalu banyak.
Anggota komisi VI DPR RI Darmadi Durianto mengatakan, banyaknya BUMN beserta anak cucunya tentu saja akan menyulitkan kinerja Kementerian BUMN itu sendiri.
"Untuk itu saya kira perlu ada upaya perampingan atau restrukturisasi agar kinerja BUMN ke depan lebih maksimal," ujar dia di Jakarta, Senin (09/12/2019).
Menurutnya, hal utama yang mesti dilakukan Kementerian BUMN yaitu melakukan pembenahan di struktur organisasi.
Baca Juga
Advertisement
"Restrukturisasi organisasi paling penting dilakukan sebab hal ini menentukan BUMN ke depannya. Organisasi BUMN mesti di restrukturisasi terlebih dahulu agar terlahir direksi-direksi yang memiliki integritas dan kapabilitas yang memadai," kata bendahara Megawati Institute itu.
Selain itu, lanjut dia, besarnya aset yang dimiliki kementerian BUMN juga mesti dibenahi pola managementnya.
"Management aset saya kira yang ada selama ini perlu di restrukturisasi juga karena management yang ada saat ini belum mampu memaksimalkan aset-aset yang mereka miliki untuk kepentingan negara dan bangsa. Saya kira besarnya aset BUMN kalau dikelola dengan baik akan menjadi penopang perekonomian kita kedepannya," tegas Legislator dari dapil DKI Jakarta III itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Keberadaan Anak Usaha BUMN
Tak hanya itu, Darmadi juga menyoroti keberadaan anak cucu usaha milik BUMN yang dianggap memberatkan kinerja BUMN itu sendiri.
"Menteri BUMN mesti rapihkan keberadaan anak cucu usaha milik BUMN ini. Ngapain ada anak cucu usaha BUMN kalau hanya menyulitkan BUMN itu sendiri. BUMN bukan tempat tongkrongan para pensiunan tapi BUMN dibentuk untuk membantu negara dalam hal perekonomian," tegasnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meminta Menteri BUMN agar melakukan restrukturisasi di BUMN.
"BUMN terlalu gemuk dengan anak perusahaan, cucu perusahaan tidak terkait dengan bisnis usaha itu," kata Hasto.
Advertisement