Cerita Atlet Disabilitas Jendi Pangabean, Putus Kuliah demi Kejar Mimpi di Renang

Meraih pencapaian di dunia renang dilalui atlet disabilitas Jendi Pangabean dengan sederet pejuangan berat.

oleh Putu Elmira diperbarui 10 Des 2019, 03:03 WIB
Jendi Panggabean perenang Indonesia saat beraksi pada kualifikasi cabang renang nomor 100 meter gaya bebas putra klasifikasi S9 Asian Para Games 2018 di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno Jakarta, Senin (8/10/2018). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Liputan6.com, Jakarta - Motivasi menjalani kehidupan dapat dipetik dari para pribadi yang menginspirasi, satu di antaranya dari atlet renang disabilitas, Jendi Pangabean. Ada beragam cerita pasang surut, pergolakan batin hingga meraih pencapaiannya saat ini.

Semua berawal ketika usia 12 tahun, Jendi Pangabean mengalami kecelakaan dan harus merelakan satu kakinya diamputasi. Ia tak memungkiri, bukan perkara mudah untuk dapat menerima insiden tersebut.

Seiring berjalannya waktu, pria berusia 28 tahun ini belajar melanjutkan hidup dengan menerima kondisinya kala itu. Titik balik itu disampaikan Jendi, juga sebagai fase pendewasaan baginya.

"Setelah tamat SMA saya melanjutkan kuliah, dihadapkan dua pilihan antara kuliah dengan renang karena saat itu memang jadwal pendidikan saya sama renang harus terpecah dan waktunya harus berbarengan," kata Jendi kepada Lifestyle Liputan6.com di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Terpecahnya fokus pria asal Palembang ini dirasakan sangat berat pada awal-awal. Namun, ia berkomitmen dengan memilih salah satu antara menuntut ilmu atau berkarya di dunia renang.

"Akhirnya saya pilih renang dan kuliah saya tinggalkan saya berhenti saat itu keluarga belum tahu. Dulu saya kuliah di Universitas Tridinanti Kota Palembang, fakultas Ekonomi Manajemen berhenti semester dua," jelas Jendi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Putus Kuliah dan Buktikan Lewat Prestasi

Jendi Pangabean, atlet renang penyandang disabilitas. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Jendi Pangabean baru memberitahu keluarga bahwa ia putus kuliah ketika memasuki Pelatda mewakili Sumatera Selatan untuk PON Riau. "Mungkin mereka kecewa tapi akhirnya saya buktikan dengan prestasi bisa dapat medali itu titik awal bangkit saya. Setelah saya berprestasi di kejuaraan nasional itu, saya mulai terjun di internasional sampai sekarang," ungkapnya.

Seperti yang diketahui, pria kelahiran Palembang, 10 Juni 1991 ini berhasil menyabet medali emas di cabang renang nomor putra gaya punggung S9 10p meter di Asian Para Games yang digelar di Jakarta ada 2018 lalu.

Saat ini, Jendi tengah masuk Pelatnas di Solo, Jawa Tengah untuk persiapan ASEAN Para Games di Filipina pada Januari 2020 mendatang. Ia pun menjalani dua sesi latihan yakni pagi dan sore hari sekitar 2--3 jam non stop. Pesan penuh makna juga ia tunjukkan kepada para atlet penyandang disabilitas yang tengah berusaha meraih mimpi.

"Mari kita tunjukkan bahwa dengan apa walaupun dengan kekurangan yang kita miliki, kita bisa, hak kita sama terhadap apa yang sudah pemerintah berikan ke kita. Memang berat jadi orang disabilitas, tapi kalau kita bisa menerima diri kita sendiri, itu akan jauh lebih baik," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya