Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi dan investasi di Madura, Jawa Timur diharapkan meningkat dengan upaya pemerintah mempercepat pembangunan ekonomi Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbang Kertosusila).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) teken Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi pada Gerbang Kertosusila, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru dan Kawasan Selingkar Wilis dan lintas selatan pada 20 November 2019.
Dosen ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, Rahma Gafmi menuturkan, percepatan pembangunan di kawasan Gerbang Kertosusila menunjukkan ada niat pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengintegrasikan antarwilayah. Wilayah-wilayah tersebut menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Diharapkan ke depan, wilayah terintegrasi juga berdampak ke pertumbuhan ekonomi Madura. Rahma mengatakan, dari sekitar 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, pertumbuhan ekonomi empat kabupaten di Madura termasuk terendah. Selain itu, juga termasuk indeks pembangunan manusia di Madura.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat IPM 2018 di Bangkalan mencapai 62,87, kemudian IPM Pamekasan sebesar 65,41, IPM Sumenep mencapai 65,25, dan IPM Sampang sebesar 61. Sementara itu, IPM Indonesia tercatat 71,39. IPM termasuk tinggi bila berada di kisaran 70-80.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010 berdasarkan kabupaten/kota, Bangkalan tercatat 4,26 persen, Sampang sebesar 4,51 persen, Pamekasan 5,46 persen dan Sumenep sebesar 3,58 persen.
"Tiga kabupaten (di Madura-red) tergantung pusat. Pendapatan asli daerah (PAD) rendah," ujar Rahma saat dihubungi Liputan6.com, Senin (9/12/2019).
Ia menuturkan, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa ingin Madura cepat berbenah sehingga tidak bergantung kepada pusat.
Rahma mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan industri, pemerintah pusat perlu mendekati kalangan tokoh agama di Madura. Hal ini mengingat masyarakat yang sangat bergantung pandangan para tokoh agama.
"Butuh perubahan mindset sehingga ekonomi, industri dan teknologi dapat berkembang di Madura. Kalau tidak, maka tidak akan berkembang,” kata dia.
Rahma menambahkan, salah satu sektor yang dapat dikembangkan di wilayah Madura, salah satunya sektor pengolahan. Mengingat lahan tandus di Madura sehingga sulit mengembangkan sektor pertanian.
"Sektor pengolahan seperti makanan, ikan, dan lainnya. Madura dekat pelabuhan Teluk Lamong jadi bisa mengolah ikan menjadi sarden, dan langsung ke laut,” tutur Rahma.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jokowi Teken Perpres Percepatan Pembangunan Kawasan Gerbang Kertosusila
Sebelumnya, Pemerintah berupaya mempercepat pembangunan ekonomi Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbang Kertosusila).
Selain itu percepatan pembangunan di wilayah sekitarnya meliputi Tuban, Bojonegoro, dan Jombang, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru (BTS), dan kawasan Selingkar Wilis dan lintas selatan.
Percepatan pembangunan ini untuk meningkatkan daya saing kawasan yang berdampak pada pertumbuhan investasi dan peningkatan ekonomi nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun teken Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi pada gerbang Kertosusila, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru dan kawasan Selingkar Wilis dan lintas selatan. Penandatanganan Perpres ini dilakukan pada 20 November 2019. Demikian mengutip Setkab, Selasa, 3 Desember 2019.
Berdasarkan Perpres ini, untuk meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi kawasan yang berdampak pada perekonomian regional dan nasional dilakukan percepatan pembangunan atas:
a.Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan dan wilayah sekitarnya meliputi Tuban, Bojonegoro, dan Jombang yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden disebut Kawasan Gerbangkartosusila.
b.Kawasan Bromo-Tengger-Semeru yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut kawasan BTS,
c.Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Untuk mendukung dan memberikan nilai tambah pembangunan kawasan sebagaimana dimaksud, menurut PP ini dilakukan pengembangan antara lain kawasan selingkar Ijen, dan kawasan Madura dan kepulauan.
"Percepatan pembangunan ekonomi kawasan Gerbangkartosusila, kawasan BTS, dan kawasan Selingkar Wilis dan lintas selatan sebagaimana dimaksud, serta pengembangan Kawasan Selingkar Ijen dan Kawasan Madura dan kepulauan sebagaimana dimaksud dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan dalam Rencana Induk Pembangunan Kawasan yang selanjutnya disebut sebagai Rencana Induk,” bunyi pasal 2 ayat (1) Perpres ini.
Advertisement
Sumber Pendanaan
PP menyebutkan, dalam pelaksanaan rencana induk yang dimaksud, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendampingi atas ketersediaan dokumen perencanaan, penyiapan dan pelaksanaan.
Rencana induk sebagaimana dimaksud tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini, berfungsi sebagai:
a.pedoman bagi menteri dan kepala lembaga untuk menetapkan kebijakan sektoral dalam rangka pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Gerbangkertosusilo, Kawasan BTS, Kawasan Selingkar Wilis, dan lintas selatan, kawasan selingkar ijen, kawasan Madura, dan kepulauan di bidang tugas masing-masing yang dituangkan dalam dokumen rencana strategis masing-masing kementerian/lembaga sebagai bagian dari dokumen perencanaan pembangunan
b.Pedoman untuk penyusunan kebijakan percepatan pembangunan kawasan Gerbangkertosusila, kawasan BTS, kawasan Selingkar Wilis, dan lintas selatan, Kawasan Selingkar Ijen dan Kawasan Madura, dan kepulauan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota terkait.
Menurut PP ini, pendanaan untuk pelaksanaan percepatan pembangunan ekonomi di kawasan ini dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), kerja sama pemerintah dengan badan usaha, dan sumber pembiayaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
"Menteri Koordinator Bidang Perekonomian melakukan pengendalian, monitoring, dan evaluasi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden ini, dan melaporkan kepada Presiden paling kurang satu kali dalam enam bulan dan sewaktu-waktu apabila diperlukan,” bunyi pasal 9 Perpres ini.
Untuk mengubah atas daftar proyek dalam rencana induk berdasarkan hasil evaluasi pengembangan kawasan, menurut PP ini, perubahan ditetapkan oleh Menteri Koordinator Perekonomian setelah mendapat persetujuan presiden.
“Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan," bunyi Pasal 12 Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 yang telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H.Laoly pada 25 November 2019.