Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 20 tahun lalu, ternyata sepertiga penduduk Jakarta pernah terkena hepatitis A. Hasil ini didapat setelah dilakukan survei dari darah penduduk yang sehat yang diperiksa secara acak.
Hal ini diungkap Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Dr dr Irsan Hasan SpPD KGEH di sebuah diskusi bersama media saat membicarakan soal kasus luar biasa (KLB) hepatitis A yang terjadi di Depok baru-baru ini.
Advertisement
"20 tahun lebih yang lalu pernah melakukan survei dari darah-darah penduduk. Anti HAV IgG (imunoglobulin G)-nya diperiksa dari penduduk Jakarta, bukan yang sakit," kata Irsan.
"Mereka lagi kumpul kita periksa semua. Waktu itu Jakarta, 30 persen positif yang artinya sepertiga penduduk Jakarta pernah terkena hepatitis A," Irsan melanjutkan.
Periksa Darah untuk Tahu Hepatitis A atau Tidak
Irsan menjelaskan bahwa untuk memastikan seseorang positif terkena hepatitis A harus dengan periksa darah.
Pemeriksaan darah itu sendiri terbagi dua jenis, yaitu pemeriksaan IgM (imunoglobulin M) anti HAV, dan anti HV total yang sebetulnya berisi dominan IgG (imunoglobulin G).
Bedanya, kalau infeksi masih baru itu berarti dominan IgM dan kalau infeksi sudah lama, dominannya IgG.
"Jadi, kalau ada seseorang diperiksa IgM-nya positif, dia berarti infeksinya baru. Kalau IgG saja tapi IgM-nya tidak positif, belum tentu dia terinfeksi baru-baru ini. Bisa jadi kenanya lima tahun yang lalu," kata Irsan.
Sama halnya dari orang-orang yang terinfeksi hepatitis A di Depok dan diketahui dari hasil pemeriksaannya positif IgG.
"Mungkin dia kena yang tahun 2011 (pernah ada kejadian di SMK Negeri Depok), dan IgG-nya akan positif sampai hari ini," ujarnya.
"Jadi, untuk memastikannya, dokter akan memeriksa IgM anti HAV untuk memastikan diagnosis," ujarnya.
Lebih lanjut Irsan mengatakan bahwa seseorang yang sudah punya IgM lalu beralih jadi IgG, akan kebal seumur hidup. Sehingga hepatitis A ini hanya menyerang sekali dalam seumur hidup.
Advertisement