Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menyelesaikan seleksi untuk jabatan Direktur Utama PT PLN (Persero). Dari proses tersebut, Rudiantara terpilih memimpin perusahaan listrik nasional tersebut.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Rudiantara dipilih berdasarkan proses Tim Penilai Akhir (TPA) karena dinilai memumpuni dalam menjalankan bisnis PLN kedepannya.
Advertisement
"Yang terbaik dengan kondisi yang sekarang itu Pak Rudiantara," kata Arya, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).
Rudiantara orang yang mampu menyelesaikan program 35 ribu Mega Watt (MW), selain itu juga dipandang mampu menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
"Pak Jokowi juga bilang impor harus ditekan terus. Pak Rudiantara orang yang tepat untuk itu," tuturnya.
Arya melanjutkan, Rudiantara diyakini memumpuni mengemban tugas tersebut di antara kandidat Direktur Utama PLN lain. "Di antara semua yang mumpuni itu Pak Rudiantara," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rudiantara Ditunjuk Jadi Dirut PLN
Sebelumnya, Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Mudah-mudahan segera dilantik, yang jelas saya sudah tanda tangan," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung dikutip dari Antara, Senin (25/11/2019).
Pramono menyampaikan hal tersebut saat ditanya wartawan mengenai hasil Tim Penilai Akhir (TPA) untuk Rudiantara.
"Mudah-mudahan segera dilantik, ini banyak perubahanlah di BUMN," tambah Pramono.
BACA JUGA
Rudiantara adalah Menkominfo periode 2014-2019. Sebelum menjadi Menkominfo, Rudiantara pernah menjadi Wakil Dirut PT PLN pada 2008-2009 lalu.
Selama di PLN, ia terlibat dalam pencarian pendanaan perusahaan terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Setelahnya, ia mengundurkan diri.
"(TPA) sudah selesai. Bolanya di Menteri BUMN," tambah Pramono.
Pramono mengakui bahwa Presiden Joko Widodo sedang berkonsentrasi untuk memperbaiki kondisi perekonomian.
"Salah satu yang ingin segera diselesaikan adalah BUMN karena di BUMN ini banyak BUMN besar yang memang perlu segera dilakukan pembenahan di antaranya yang sekarang sudah dilakukan Pertamina. Sebentar lagi PLN, kemudian Inalum, kemudian perbankan Mandiri, BTN dan beberapa bank lain," ungkap Pramono.
Advertisement