Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Kazakhstan di Indonesia baru saja merayakan HUT negaranya ke-28. Perayaan tersebut digelar di Hotel Four Seasons, Jakarta, turut mengundang duta besar dan diplomat negara-negara sahabat.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah juga hadir di acara tersebut.
Hari Kemerdekaan Kazakhstan adalah tanggal 16 - 17 Desember 1991. Saat itu rakyat Kazakhstan bertekad membangun sebuah negara berdaulat setelah runtuhnya Uni Soviet. Setahun kemudian, negara itu langsung bergabung ke PBB.
Baca Juga
Advertisement
Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov dalam pidato pembukaannya menyebutkan kesuksesan Kazakhstan dalam ekonomi dan pergaulan di dunia internasional meski tergolong sebagai negara muda. Salah satu pencapaiannya adalah masuknya Kazakhstan ke Dewan Keamanan PBB, dan sempat menjadi presidennya pada 2017-2018.
Harus diakui pula, Kazakhstan mencatat rekor yang bagus dari segi perekonomian. Negara ini berada di peringkat 25 pada daftar Ease of Doing Business versi Bank Dunia dan mendapat peringkat 55 dalam daftar negara kompetitif World Economic Forum. Kazakhstan juga sudah masuk ke kategori high pada daftar Human Development Index.
"Selama kemerdekaan, GDP Kazakhstan telah naik 18 kali lipat dari hanya USD 18 miliar menjadi USD 180 miliar. GDP per kapita naik 14 kali dari hanya USD 700 menjadi USD 10 ribu," ungkap Daniyar pada Senin (9/12/2019) di Jakarta.
Meski sama-sama negara berkembang seperti di Indonesia, pihak Kazakhstan berkata tidak ingin bersaing, melainkan mengedepankan kolaborasi. Daniyar pun turut menekankan bahwa kedua negara punya banyak kesamaaan, di antaranya dalam segi ekonomi dan keberagaman masyarakatnya.
"Meski secara geografis berjauhan, Kazakhstan dan Indonesia punya banyak kesamaaan. Keduanya sama-sama negara dan ekonomi terbesar di wilayahnya masing-masing. Begitu pula sama-sama punya banyak etnis, agama, dan budaya," kata Daniyar.
Kazakhstan tercatat sebagai anggota Organisation of Islamic Cooperation, mayoritas agama di negara itu juga adalah Islam, namun demikian Kazakhstan merupakan negara sekuler.
Di panggung internasional, Daniyar berkata Indonesia dan Kazakhstan bisa saling akrab karena memiliki pendekatan yang sama dalam berbagai isu.
"Kedua negara memiliki relasi bersahabat yang kuat berdasarkan pemahaman dan kepercayaan yang bersifat mutual. Kita memiliki pendekatan yang sama ke banyak isu-isu internasional dan tujuan pembangunan," ujar Daniyar yang sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar di Malaysia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Potensi Terbentang Luas
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah yang hadir dalam perayaan turut memberikan selamat kepada Kazakhstan atas nama seluruh bangsa Indonesia.
"Atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, izinkan saya mengucapkan selamat kepada pemerintah dan rakyat Kazakhstan untuk ulang tahun ke-28 Kazakhstan," ucap Ida dalam pidato bahasa Inggris.
Kazakhstan dipandang Indonesia sebagai mitra strategis karena statusnya negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tengah. Oleh sebab itu, Menteri Ida menyebut Indonesia ingin mempererat hubungan dengan Kazakhstan yang berperan sebagai gerbang strategis agar pasar Indonesia bisa berekspansi ke wilayah tersebut.
Lebih lanjut, hubungan ekonomi kedua negara pun cenderung baik dan Ida mencatat pada kuartal III tahun ini, nilai dagang antara Indonesia dan Kazakhstan sudah melewati USD 200 juta.
Pihak Kazakhstan juga berharap kemitraan kedua negara bisa terus terbangun secara komprehensif dan menguntungkan kedua belah pihak.
Kerja sama pengembangan sumber daya manusia juga tak luput dari perhatian Menaker. Ida berharap pemerintah kedua negara bisa berkolaborasi untuk menjalinkan koneksi antara masyarakat kedua negara untuk membuka potensi ekonomi baru.
"Indonesia ingin bekerja sama di berbagai sektor. Indonesia dan Kazakhstan harus terus bekerja lebih dekat dalam menambah interaksi di antara komunitas dan sektor swasta untuk mengeksplorasi potensi ekonomi di antara kedua negara," tegas Ida.
Advertisement