Kisah Sedih Pengantin Baru Asal AS yang Jadi Korban Erupsi Gunung White Island

Pengantin baru asal AS itu sempat dinyatakan hilang saat Gunung Berapi White Island di Selandia Baru meletus, kemarin.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 11 Des 2019, 10:03 WIB
Gunung Merapi yang meletus di White Island, Selandia Baru. (Liputan6/Twitter/@sch)

 

Liputan6.com, Jakarta - Tak pernah terbayangkan perjalanan pengantin baru Matt dan Lauren Urey ke Selandia Baru akan berakhir sedih. Mereka menjadi korban erupsi Gunung Berapi White Island dengan kondisi tubuh penuh luka bakar.

Dilansir dari People, Rabu (11/12/2019), pasangan asal Virginia, Amerika Serikat itu sempat dinyatakan hilang hingga akhirnya ditemukan dan dievakuasi melalui udara ke rumah sakit berbeda.

Sebelumnya, ibunda Lauren, Barbara Barham menyebut ia tak mendengar kabar apapun dari anak maupun menantunya setelah menerima pesan suara singkat yang ditinggalkan Matt. Pesan itu mengindikasikan bila mereka terluka parah.

Laporan Washington Post, Senin, 9 Desember 2019, kemudian menyebut seorang juru bicara rumah sakit menghubungi Barham untuk memberitahu bahwa Lauren menjalani operasi di Auckland. Juru bicara itu juga mengabarkan bahwa Lauren mengalami luka bakar 20 persen.

Sementara, sang suami, Matt, dibawa ke rumah sakit di Christchurch. Kondisinya jauh lebih parah, ia mengalami 80 persen luka bakar.

Barham menyampaikan, ibunda Matt memberitahunya soal pesan suara yang ditinggalkan anaknya berisi kalimat, 'Ada erupsi gunung berapi dan mereka terluka bakar sangat parah.'

"Dia bilang dia akan mencoba menghubunginya kembali secepatnya, tetapi bicara dan membuat kontak telepon saat itu sangat sulit," ujar Barham. "Tangannya terluka bakar sangat parah sehingga ia sulit menelepon," lanjutnya.

Barham mengaku sangat panik dan tak tahu harus melakukan apa. "Saya merasa semestinya saya menangis, tetapi saya bahkan tak dapat menangis," ucapnya.

Barham sempat berkomunikasi dengan pengantin baru sehari sebelumnya, sebelum mereka bertamasya dari kapal pesiar Ovation of The Seas untuk mengunjungi gunung berapi aktif White Island.

Ia menyebut pasangan itu tak terlalu memperdulikan kemungkinan erupsi meski terdapat peringatan tingkat keaktifan gunung berapi terjadi moderat dan tidak terlihat akan berhenti di area tersebut selama beberapa minggu terakhir.

"Ada peringatan soal itu...Menantuku tak akan pernah mengikuti tamasya bila dia tahu ada risiko mereka akan terluka," ujarnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


5 Tewas

Gunung berapi meletus pada hari Senin ketika turis mengunjungi White Island. (Liputan6/Twitter/@sch)

Baik Barham maupun besannya berencana akan terbang ke Selandia Baru untuk menemui anak-anak mereka. Pasangan Urey termasuk dari 47 orang yang berada di White Island saat erupsi terjadi pada siang hari.

Para korban merupakan 37 orang penumpang kapal pesiar Ovation of The Seas dan seorang kru kapal. Kebanyakan penumpang ada yang bertugas sebagai pemandu lokal dan sisanya adalah turis asing.

Setidaknya lima orang dikonfirmasi meninggal akibat erupsi tersebut, berdasarkan keterangan pers Kepolisian Selandia Baru pada Selasa, 10 Desember 2019. Polisi kini menjadi delapan orang yang masih belum ditemukan.

Sementara, 31 orang kini dirawat di tujuh rumah sakit berbeda. Tiga di antaranya sudah keluar dari Rumah Sakit Whakatane Hospital.

"Berdasarkan informasi yang kami miliki, kami tak yakin masih ada yang bertahan di pulau itu," ujar seorang juru bicara.

White Island atau dikenal pula dengan Whakaari adalah gunung berapi paling aktif di Selandia Baru. Gunung tersebut diketahui meletus terakhir kali pada 2016.

Namun, gunung itu sempat meletus mulai Desember 1975 hingga September 2000, dan tercatat sebagai episode erupsi terpanjang di dunia menurut GeoNet. Meski begitu, White Island tetap banyak dikunjungi, jumlahnya lebih dari 10 ribu orang per tahun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya