6 Alasan Timnas Indonesia U-22 Sulit Juara di SEA Games 2019 Versi Legenda Vietnam

Legenda Vietnam menyebut Timnas Indonesia U-22 tidak akan meraih medali emas karena enam alasan ini. Apa saja enam alasan tersebut?

oleh Hanif Sri Yulianto diperbarui 10 Des 2019, 17:00 WIB
Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2019. (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Jakarta Timnas Indonesia U-22 bakal melakoni laga pamungkas dan penentu emas melawan Vietnam di final cabor sepak bola SEA Games. Ini duel final yang ideal karena kedua tim memiliki agresivitas tinggi dan kukuh dalam membangun pertahanan.

Kedua tim memiliki jumlah gol mencapai 21 gol dan kebobolan sebanyak empat kali hingga semifinal. Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa (10/12/2019) malam dini hari WIB, akan menjadi saksi pertemuan dengan misi berbeda.

Timnas Indonesia U-22 mengusung misi balas dendam setelah dikalahkan Vietnam pada babak grup. Selain itu, medali emas SEA Games menjadi yang didambakan publik setelah berpuasa hingga 28 tahun.

Sementara Vietnam tengah mengincar medali emas pertama mereka di cabor sepak bola SEA Games sejak 1977. Terakhir kali Vietnam menjadi juara saat masih bernama Southeast Asian Peninsular Games pada 1959. Saat itu, Vietnam masih terpecah menjadi dua yakni Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Duel Timnas Indonesia U-22 melawan Vietnam juga menarik perhatian Van Sy Hung. Ia merupakan mantan pemain Vietnam era 1990-an dan pernah bermain di final SEA Games 1999.

"Di generasi saya, Indonesia tim yang sangat kuat dalam menyerang, bermain dengan penuh dedikasi. Semangat pada permainan mereka sulit diimbangi di Asia Tenggara. Namun, pada SEA Games 2019, mereka bermain kolektif dan lebih pragmatis. Mereka tahu bagaimana bertahan dengan efektif untuk mendapatkan hasil menguntungkan," kata Van Sy Hung. 

Namun, menurut Van Sy Hung melasir Zing.vn, Selasa (10/12/2019), Timnas Indonesia U-22 tidak akan mampu mengalahkan Vietnam.

"Indonesia menunjukkan kemajuan besar pada SEA Games 2019, dari sisi skil dan taktik individu, yang tak bisa diabaikan. Tapi, membandingan Indonesia dengan Vietnam, masih ada perbedaan," ujar dia. 

Van Sy Hung pun memberikan enam alasan mengapa Timnas Indonesia U-22 tak akan bisa mencegah The Golden Stars menjuarai cabang sepak bola SEA Games 2019.


1. Pola Permainan Vietnam Lebih Modern

Timnas Vietnam U-22 bakal menantang Timnas Indonesia U-22 di final SEA Games 2019. (Bola.com/Muhammad Iqbal Icshan)

Van Sy Hung menyebut gaya permainan Vietnam lebih agresif daripada Timnas Indonesia. Dia juga menyebut pola permainan Vietnam lebih modern.

Van Sy Hung menyebut pertemuan pertama mereka telah menentukan gaya permainan Vietnam. Selain itu The Golden Star akan memainkan pola 3-4-3.

"Vietnam lebih kuat daripada Indonesia, punya gaya permainan lebih modern dan bisa memadukan pemain-pemain yang bisa membuat perbedaan," kata Van Sy Hun. 

"Untuk final, Indonesia di atas angin. Bukan Indonesia, musuh terbesar Vietnam adalah diri sendiri," imbuh dia. 

 


2. Kualitas Individu Lebih Baik

Bek Timnas Indonesia U-22, Andy Setyo, berebut bola dengan striker Vietnam U-22, Ha Duc Chinh, pada laga SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Minggu (1/12). Indonesia kalah 1-2 dari Vietnam. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Van Sy Hung juga menyebut kualitas individu pemain Vietnam lebih bagus daripada Timnas Indonesia U-22. Kualitas ini ditunjukkan Vietnam kala pertemu dengan Thailand dan Garuda Muda pada babak grup.

Vietnam berhasil mengejar ketertinggalan mereka dari Timnas Indonesia U-22 dan Thailand saat pertandingan berlangsung.

"Vietnam dapat memadukan pemain-pemain yang bisa membuat perbedaan," kata Van Sy Hung mengenai kekuatan pemain di skuat  Vietnam yang menurutnya lebih unggul dibanding Timnas Indonesia U-22.   

 


3. Garuda Muda Tidak akan Mampu Mengimbangi Permainan Vietnam

Bek Timnas Indonesia U-22, Asnawi Mangkualam, berusaha merebut bola saat melawan Vietnam U-22 pada laga SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Minggu (1/12). Indonesia kalah 1-2 dari Vietnam. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Van Sy Hung juga menyebut pemain Timnas Indonesia U-22 tidak akan mampu mengimbangi permainan Vietnam. Garuda Muda disebut akan bermain bertahan dan menunggu Vietnam meninggalkan celah di lini pertahanan.

Berkaca pada pertemuan pertama, lini pertahanan Garuda Muda dibombardir setelah mencetak gol pertama. Mereka dibuat tidak bisa memainkan polanya dan hanya membuang bola dari garis pertahanan.

"Skuat Indonesia tak mampu mengimbangi Vietnam. Mereka akan bertahan, menunggu kami lengah," ujar Van Sy Hung. 

 


4. Kekuatan Vietnam Sudah Terbukti di Fase Grup

Pencetak gol kedua ke gawang Timnas Indonesia U-22, Nguyen Hoang Duc, saat laga kontra Vietnam di Stadion Rizal Memorial, Manila (1/12/2019). (Bola.com/Dok. VFF)

Gaya agresif Vietnam juga diapresiasi oleh Van Sy Hung setelah berhasil menahan imbang Thailand dan mengalahkan Indonesia.

Permainan menyerang Vietnam bisa dikatakan berhasil setelah berhasil mencetak 21 gol hingga babak semifinal. Gawang Indonesia pun berhasil mereka bobol sebanyak dua kali.

"Vietnam memegang kendali saat melawan Indonesia dan Thailand di fase grup. Saya rasa Hung Dung dan rekan-rekan setimnya cukup kuat dalam menyerang," kata Van Sy Hung. 

 


5. Mental Vietnam Lebih Kuat

Timnas Indonesia U-22 kalah 1-2 dari Vietnam pada laga lanjutan Grup B SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Minggu (1/12/2019). (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Van Sy Hung mengatakan dari segi mental Vietnam lebih kuat daripada Indonesia. Pada pertemuan pertama mereka, gol kemenangan Vietnam dicetak pada injury time

Terlebih Timnas Vietnam U-22 juga punya motivasi besar untuk mendapatkan medali emas pertama mereka pada pentas SEA Games.

"Dalam hal kelas dan gaya bermain, Vietnam lebih unggul daripada Indonesia. Vietnam akan meraih medali emas jika mampu memaksimalkan kemampuannya," ujar Van Sy Hung. 

 


6. Waktu Istirahat Vietnam Lebih Banyak

Timnas Indonesia U-22 menyerah 1-2 dari Vietnam pada laga lanjutan Grup B SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Minggu (1/12/2019). (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Van Sy Hung juga mengatakan Vietnam memiliki waktu istirahat lebih banyak daripada Timnas Indonesia U-22. Mereka hanya bermain 90 menit saat melawan Kamboja.

Berbeda dengan Indonesia yang bermain hingga babak tambahan waktu. Terlebih pelatih Vietnam telah menarik para pemain kunci pada babak kedua setelah unggul 3-0 di interval pertama melawan Kamboja.

"Vietmam punya keuntungan besar melawan Indonesia, yang bermain dengan kekuatan penuh pada semifinal. Kami telah unggul besar atas Kamboja pada babak pertama, kemudian bermain lebih nyaman. Pelatih kemudian menarik pemain inti untuk memberi mereka istirahat," kata Van Sy Hung. 

 Disadur dari Bola.com (Hanif Sri Yulianto/Yus Mei, published 10/12/2019)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya