Menko Luhut Sebut Investor China Sangat Patuh terhadap Aturan Indonesia

Salah satu investor yang cukup patuh terhadap aturan pemerintah adalah China.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Des 2019, 12:31 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan bahwa investor asing tidak bisa sembarangan menanamkan modalnya di Indonesia. Jika investor tersebut serius maka wajib patuh dengan kebijakan dari pemerintah.

"Saya hanya ingatkan, kalau mau investasi di sini harus patuh sama aturan kita," kata Luhut saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (10/12).

Luhut mencontohkan, salah satu investor yang cukup patuh terhadap aturan pemerintah adalah China. Dari sekian banyak perusahaan Negeri Tirai Bambu tersebut, hampir seluruhnya telah mengikuti aturan dan kebijakan dari pemerintah.

"Saya lihat China patuh-patuh ya. China investasi banyak soal value added. Perusahaan baja Cina juga investasi (ke Indonesia)," kata dia.

Bahkan, komitmen China untuk menanamkan modalnya ke Indonesia pun saat ini sudah dinyatakan langsung oleh Presiden, Xi Jinping. Orang nomor satu di China tersebut ingin menjadi investor terbesar di Tanah Air.

"Waktu saya ketemu Xi Jinping dia bilang mau komitmen jadi investor terbesar di Indonesia. Saat ini Jepang nomor satu, Singapura berikutnya. Tapi dana dari Singapura juga kebanyakan dari China. Jadi saya rasa tetap China investor terbanyak ke Indonesia," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


4 Syarat Investor China Bisa Tanam Modal di Indonesia

Jenderal purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan memberi sambutan di Deklarasi Dukungan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Capres dan Cawapres 2019, Jakarta, Minggu (12/8). Cakra berarti pusat energi, roda atau lingkaran kekuatan positif. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menawarkan 28 proyek senilai USD 91,1 Miliar atau setara dengan Rp 1.295,8 Triliun kepada China pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kedua The Belt and Road Initiative atau Jalur Sutra pada April mendatang di Beijing, China.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dengan adanya kerja sama tersebut, investor China yang akan masuk ke Indonesia tetap tidak akan diistimewakan. Mereka harus memenuhi syarat selayaknya investor asing dari negara lain.

"Pertama, setiap investor yang hendak menanamkan modal harus membawa teknologi terbaik dari negara asal. Kami tidak mau menerima second class technology (teknologi kelas dua), kami mau investor membawa teknologi ramah lingkungan," kata Menko Luhut di Shangri La Hotel, Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Syarat kedua adalah ketika investor China membawa teknologi terbaru ke Indonesia maka secara perlahan investor tersebut harus melakukan transfer knowledge atau berbagi pengetahuan serta teknologi kepada pekerja Indonesia.

"Ketiga, investasi tersebut harus mempekerjakan pegawai asal Indonesia sebanyak mungkin," ujarnya.

Keempat, calon investor dari China harus membangun industri yang bisa memberikan nilai tambah kepada produk Indonesia.

Dia menegaskan karena skema kerja samanya adalah B2B maka kedua belah pihak harus saling menguntungkan.

"B2B dan harus saling menguntungkan dan jangan itu ada pemerintah, pemerintah sama sekali tidak terlibat. Tadi misalnya ada yang mau investasi bahan bangunan, sehingga rumah murah, kita harganya lebih rendah dan kualitas lebih bagus dan cepat, kenapa tidak," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya