Liputan6.com, Jakarta - Kebaya menjadi salah satu identitas perempuan Indonesia. Bentuknya yang versatile sangat fleksibel dipadupadankan dengan kain tradisional maupun pakaian dengan model kekinian, seperti, rok, celana jeans, dan rok tutu, tergantung pada keinginan masing-masing.
Saat mengenakannya, aura feminin sontak terpancar. Utamanya bila dikombinasikan dengan kain dengan beragam warna. Itu pula yang dihadirkan desainer kebaya Vielga Wennida dari Roemah Kebaya saat menampilkan koleksi terbaru bertajuk Sound of Nature in Harmony, pada Jumat, 5 Desember 2019 lalu.
Ada sekitar 50 busana yang dihadirkan di panggung runway yang terbagi dalam tiga tema, yakni klasik, lurik, dan glam. Desain utamanya mengangkat model kebaya encim, tetapi sebagian besar dimodifikasi demi menyesuaikan dengan target pasar yang dituju.
Baca Juga
Advertisement
"Kita bikin kebaya encim yang lebih detail. Ada lurik, ada bahan brokat, dan ada sutra," ujar sang desainer dalam jumpa pers di Hotel Dharmawangsa, jelang fashion show.
Meski tren warna 2020 diprediksi didominasi oleh warna alam, rangkaian kebaya yang dihadirkan justru menampilkan warna-warna berani. Misalnya saja kebaya berlengan 3/4 warna kuning terang yang dibordir motif kupu-kupu nyaris diseluruh kain bagian depan. Vielga memadukannya dengan kain warna fuschia, senada dengan warna motif kupu-kupu pada kebaya.
Bordiran juga tampil pada kebaya encim warna oranye yang dimodifikasi. Umumnya panjang kebaya encim hanya sampai pinggul, kali ini Vielga menghadirkan kebaya dengan panjang hingga lutut.
Kesan Betawi makin kental saat ia membordir kebaya itu dengan motif sepasang penari Yapong berukuran besar di bagian depan. Seakan belum puas, ia menambahkan motif kupu-kupu sebagai pemanis kebaya. Walau terlihat ramai, kebaya itu tetap terlihat proporsional.
Ia memadukannya dengan kain polos warna senada dan sepatu hak tinggi. Potongan tersebut membuat para pengguna hijab juga lebih nyaman lantaran menutup tubuh hingga ke bokong.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bordiran Manual
Vielga menyebut seluruh kebaya yang dirancangnya dibordir secara manual. Menurut dia, teknik tersebut akan menghasilkan detail yang lebih baik dibandingkan dibordir komputer.
"Akan sangat halus, artistik dan setiap produk yang dihasilkan tidak akan sama sehingga sangat ekslusif bagi pecinta kebaya bordir," ujarnya.
Ucapannya terbukti. Meski dari jauh, bordiran pada kebayanya tampil stand out. Rapi dan terlihat mewah. Tak heran bila kebaya rancangan Vielga berharga jutaan rupiah.
Khusus untuk pertunjukan sore itu, Vielga berkolaborasi dengan Emylia Misa yang menampilkan beragam aksesori pelengkap bertema keindahan alam. Bahan utama yang digunakan adalah mutiara laut. Namun, ada pula pemanfaatan material alam lainnya, seperti bebatuan, tembaga, emas, dan kuningan. Aksesori yang pakai berwujud kalung, bros, hingga tiara.
"Kami berdua ingin mengangkat budaya Indonesia, mulai dari kulture hingga alam. Kita memanfaatkan semua kekayaan alam yang ada di Indonesia," sambungnya.
Bagaimana dengan tips perawatannya? Vielga menyebut kebaya dengan bahan non-sutra cukup dicuci dan dikucek saja.
"Direndam 10 menit terus dikucek, enggak usah pakai mesin cuci," ujarnya.
Sementara, kebaya untuk bahan sutra wajib di-dry clean. Penyimpanannya juga harus hati-hati, yakni digantung dan diberi lapisan plastik.
"Kalau payet dan bordir, kalau disimpan dalam waktu lama sebaiknya digantung," ucap Vielga.
Advertisement