Liputan6.com, Jakarta - Komunitas Oryza Lokabasa bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggelar pentas seni bertemakan Hak Masyarakat dalam Melestarikan Bahasa. Acara yang digelar Selasa (10/12/2019), di Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia, itu ramai dikunjungi penonton.
Pentas teater dan monolog dengan menggunakan berbagai bahasa daerah itu menjadi menarik, di tengah keringnya perhatian banyak orang soal kelestarian bahasa daerah.
Pendiri dan Koordinator Oryza Lokabasa, Judianti Ji Isakayoga atau yang akrab disapa Ji kepada Liputan6.com mengatakan, pentas tersebut merupakan upaya penting untuk mempertahankan eksistensi bahasa daerah di tengah gempuran modernitas.
Baca Juga
Advertisement
"Karena atas keprihatinan kami, dan juga bahasa daerah ini banyak yang sudah punah," katanya.
Sementara itu, Ganjar Harimansyah, Kepala Bidang Pelindungan Badan Bahasa dan Perbukuan, yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, anak muda perlu bangga dengan bahasa ibunya, perlu bangga dengan bahasa daerahnya yang begitu banyak.
Ganjar mengungkapkan, UNESCO pernah bilang Indonesia itu negara superpowernya bahasa dan budaya.
"Betapa tidak, ada 718 bahasa daerah yang sudah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa petakan, itu belum termasuk dialek dan subdialek," katanya.
Menurut Ganjar, bahasa adalah kekayaan luar biasa, karena bahasa itu bukan sekadar alat komunikasi tetapi cerminan cara berpikir, dan cerminan budaya.
"Saya teringat Raja di Prigi Maluku Tengah pernah mengatakan begini, bahasa cermin budaya, bahasa mati, budaya mati, jati diri hilang dengan bahasa," tukas Ganjar.
Ia pun mengajak bangsa Indonesia, khususnya generasi muda untuk mau memelihara dan menghormati bahasa daerah.
Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ.