Liputan6.com, Jakarta Kabar duka tengah menyelimuti industri musik dunia. Pasalnya, vokalis dari grup musik Roxette, Marie Fredriksson meninggal dunia pada Senin (9/12/2019) pagi waktu setempat. Marie Fredriksson meninggal dunia di usia 61 tahun setelah kurang lebih 17 tahun berjuang melawan penyakit yang dideritanya.
Baca Juga
Advertisement
Tentu saja kabar meninggalnya vokalis Roxette ini cukup mengejutkan publik. Pasalnya, Marie merupakan penyanyi yang memiliki karier cemerlang di Swedia, bahkan sebelum bergabung dengan Roxette.
Dilansir Liputan6.com dari theguardian.com pada Rabu (11/12/2019) kabar meninggalnya Marie Fredriksson ini pun disampaikan oleh pihak keluarga melalui sebuah surat kabar asla Swedia, Expressen.
"Dengan sangat sedih kami harus mengumumkan bahwa salah satu artis kami yang terbesar dan paling dicintai telah tiada,” uangkap pihak keluarga dari Marie Fredriksson.
Marie sendiri memang diketahui telah menderita tumor otak sejak 2002 silam. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (11/12/2019) berikut ini beberapa fakta terkait Marie Fredriksson, vokalis band Roxette yang meninggal dunia di usia 61 tahun
1. Sempat membuat grup punk
Sebelum dikenal sebagai vokalis dari Roxette, rupanya Marie Fredriksson sempat membuat sebuah grup band punk bernama Strul. Band tersebutlah yang membawa Marie dalam ajang festival musik pada 1979. Akan tetapi, grup band Strul tidak bertajal lama.
Setelah bubar ia pun membuat sebuah proyek tersendiri bernama MaMas Barn. Bahkan, dirinya telah merilis album pertamanya berjudul Het Vind pada 1984. Wanita yang lahir pada 30 Mei 1958 ini tak hanya berhenti disitu saja.
Kesuksesannya pun terus berlanjut saat merilis lagu Den Sjunde Vagen pada 1986 dan Efter Stormen pada 1987.
Advertisement
2. Membentuk Roxette bersama Per Gessle
Sempat menjalani karier sebagai penyanyi solo, pada 1986 dirinya pun membentuk grup Roxette bersama Per Gessle. Karier grup Roxette pun melejit setelah mengeluarkan lagu The Look.
Bahkan, grup yang beranggotakan dua orang tersebut mulai memasuki panggung internasional setelah lagu mereka berhasil memuncaki tangga lagu Billboard. Berkiprahnya karier Roxette pada saat ini pun bertepatan dengan mulai mandeknya karier solo Marie Fredriksson.
3. Divonis tumor otak
Terus mengalami kesuksesan di industri musik, rupanya hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi kesehatannya. Pada September 2002 lalu, Marie Fredriksson sempat mengalai kejang-kejang di kamar mandi dan mengalami retak pada tengkoraknya. Ia pun dibawa ke rumah sakit dan menjalani berbagai rangkaian pengobatan.
Setelah menjalani MRI, Marie pun divonis oleh pihak rumah sakit jika dirinya menderita tumor otak. Tak sampai disitu saja, dirinya juga diberi tahu jika memiliki peluang hidup sebanyak 25 persen saja.
Advertisement
4. Tetap merilis lagu
Marie Fredriksson pun harus menjalani berbagai rangkaian rehabilitasi dan pengobatan tumor otak yang dideritanya. Meski begitu, dirinya tetap menjalani rekaman lagu sebagai penyanyi solo. Di tahun 2004 ia pun berhasil merilis lagu berjudul The Change dan Min baste van pada 2006.
5. Mengadakan tur dunia
Marie Fredriksson dan Per Gessle pun sempat mengadakan reuni untuk band Roxette yang sempat meraih kesuksesan di era 90-an. Keduanya pun merilis kembali beberapa album dan mengadakan tur dunia.
Meski sempat divonis memiliki peluang hidup sebesar 25 persen, Marie justru tak berhenti untuk membuat karya. Dirinya pun kembali merilis lagu berjudul Nu sebagai penyanyi solo.
Advertisement
6. Mengundurkan diri dari dunia hiburan
Meski terus berkarya menciptakan lagu, akan tetapi dirinya tetap menjalani rangkaian pengobatan yang diperlukan. Hal ini pula mengakibatkan Marie memiliki masalah kesehatan akibat terapi radiasi yang dijalaninya.
Marie Fredriksson pun memilih untuk mengundurkan diri pada 2006 lalu karena masalah kesehatan akibat pengobatan radiasi.