Liputan6.com, Jakarta - Sebuah unggahan berbahasa Jerman di akun bernama das_erwachen viral, hingga menjaring 328.342 tanda suka (likes) dalam dua hari terakhir. Salah satunya rekaman yang diklaim sebagai penyiksaan aparat China terhadap muslim Uighur.
Video tersebut menunjukkan tiga pemuda yang ditelanjangi, diikat, dan dipukuli menggunakan selang air.
Advertisement
Kata-kata dalam video tersebut asing bagi publik Jerman. Sulit bagi mereka untuk memahaminya. Petunjuk didapat dari komentar seorang pengguna Instagram yang menyebut, dialog dalam video tersebut menggunakan bahasa Indonesia.
Pada Selasa malam, 10 Desember 2019, pencari fakta (fact-checker) dari Correctiv di Jerman menghubungi Liputan6.com untuk mencari tahu apakah video tersebut berasal dari Indonesia dan apa konteks di balik itu.
Komunikasi antar-pencari fakta lintas batas itu diinisiasi oleh International Fact-Checking Network (IFCN) yang memfasilitasi kolaborasi antar pencari fakta di seluruh dunia. Liputan6.com dan Correctiv ikut tergabung dalam IFCN.
Berdasarkan penelusuran, video tersebut memang berasal dari Indonesia. Petunjuk kuat didapat dari bahasa yang digunakan dalam video.
Ada beberapa kata jelas terdengar dari video itu. Ini beberapa di antaranya:
"Ampun, Pak. Enggak lagi-lagi, Pak."
"Setan ini namanya!"
"Hei, tengah tengkurap!"
"Untung saja enggak dibakar kalian"
Berdasarkan penelusuran, video tersebut mengabadikan insiden main hakim sendiri terhadap sejumlah orang yang diduga pencuri atau begal, menggunakan selang air.
Beberapa video menyebut, kejadiannya di Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur. Namun, ada juga yang menyebutnya terjadi di Bekasi, Jawa Barat.
Video tersebut juga muncul di sejumlah situs di Tanah Air. Salah satunya Tribunnews dalam artikel berjudul, Duh! Tiga Remaja Ditelanjangi Dicambuk Selang, Video Jadi Viral Medsos dan bogordaily.net dalam artikel berjudul, Babak Belur! Video Tiga Begal Motor Dihakimi Warga.
Namun, kedua tersebut hanya memberitakan soal video yang viral, tidak menyebut lokasi kejadian, kapan insiden terjadi, dan konteks di balik itu.
Video tersebut dipastikan berasal dari Indonesia, bukan China, seperti dalam klaim yang disebutkan.
Belakangan, akun das_erwachen menuliskan dalam bahasa Jerman bahwa video tersebut berasal dari Indonesia. Lalu menyembunyikan kolom komentar yang dianggap menyebarkan kekeliruan.
Foto-Foto yang Tak Sesuai Konteks
Tak hanya menggunakan video yang ternyata berasal dari Indonesia, klaim penyiksaan muslim Uighur yang diunggah akun das_erwachen juga menggunakan beberapa foto.
Salah satunya foto seorang pria yang dijahit matanya:
Berdasarkan penelusuran lewat Yandex, diketahui pria tersebut adalah pengungsi asal Iran.
Sementara, seperti dikutip dari artikel berjudul, Refugee sews up his lips, eyes and ears yang dipublikasikan situs The Guardian, pria tersebut adalah pengungsi Kurdi asal Iran. Namanya Abas Amini, usia 33 tahun saat melakukan aksinya.
Ia menjahit mata, bibir, dan telinganya sebagai bentuk protes atas penanganan suaka yang dilakukan Departemen Luar Negeri Inggris.
Sementara, foto kedua menunjukkan seorang perempuan yang sedang disiksa. Penelusuran Liputan6.com mengarah ke situs en.minghui.org dalam artikelnya yang berjudul, France: Practitioners Exhibit Some of the Torture Methods Used by the Jiang Group to Persecute Falun Gong (Photos).
Dari artikel tersebut diketahui, foto tersebut adalah bagian dari aksi teatrikal terkait persekusi pada penganut Falun Gong.
Advertisement
Foto dan Video Asing yang Dipakai Menyebar Hoaks di Indonesia
Video maupun foto dari luar negeri juga kerap digunakan untuk menyebar kabar dusta di Tanah Air.
Misalnya, foto seorang pria yang berpenampilan tak biasa. Lidahnya panjang dan di bagian dadanya terdapat banyak darah yang diklaim sebagai pria yang terkena azab setelah menghina dan mengencingi Alquran.
Setelah ditelusuri, klaim itu hoaks belaka. Baca selengkapnya di tautan ini.
Atau soal binatang transparan yang konon hidup di dalam air minum kita. Ternyata, makhluk tersebut sebagai Transparent Eel larvae (Leptocephalus) yang hidup di air asin atau lautan. Baca selengkapnya di tautan ini.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.
Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement