Donald Trump Jadi Thanos di Video Kampanye, Ini Respons Kreator

Aneh, kok tim kampanye Donald Trump memilih video Thanos?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 12 Des 2019, 08:37 WIB
Thanos dalam Avengers: Endgame. (Marvel Studios)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Tim kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebar video Trump berubah menjadi Thanos yang melenyapkan umat manusia. Video itu dibuat untuk menyindir upaya ketua DPR AS Nancy Pelosi yang ingin memakzulkan Trump.

Pada video berdurasi 21 detik itu, tim Trump mengutip slogan Thanos yakni tak terhindarkan (inevitable). Video juga sudah ditonton 3,1 juta kali.

"Anggota DPR Demokrat bisa mendorong pemakzulan tipu-tipu semau mereka. Pemilihan kembali Presiden Trump tidak terhindarkan," tulis akun tersebut pada Selasa, 10 Desember 2019.

Berikut videonya:

Namun ada yang lucu dari video itu. Video yang tim Donald Trump ambil adalah ketika Thanos justru gagal menghilangkan populasi manusia. Dalam adegan itu Infinity Stones sudah keburu diambil seorang Iron Man pada film Avengers: Endgame.

Warganet pun langsung menyindir aksi tersebut. Pengguna twitter @WenzlerPowers secara sarkastis mengucap syukur karena Donald Trump menyamakan diri dengan penjahat seperti Thanos.

"Baguslah presiden menggambarkan dirinya seperti karakter yang melakukan *cek catatan* genosida semesta," ujarnya.

Penulis komik Gerry Duggan, yang juga bekerja bagi Marvel, turut mempertanyakan pilihan Donald Trump. Ia pun menjelaskan bahwa dalam adegan di video itu justru Thanos akan kalah.

"Tim Trump menampilkannya seperti penjahat narsis dan penganiaya anak yang berniat melenyapkan setengah kehidupan, DAN memiih momen tepat sebelum Thanos dikalahkan," ujar Duggan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kreator Muak

Tak hanya itu, bahkan ada satu karakter jahat lagi yang diasumsikan lebih kuat dari Thanos loh! (Forbes)

Kreator Thanos, yakni penulis komik Jim Starlin, mengaku tidak merasa senang atas tindakan itu. Ia pun mengkritik ego dan kecerdasan Donald Trump.

"Hal itu mengagetkan saya bahwa pemimpin negara saya dan dunia bebas sebetulnya senang membandingkan dirinya dengan pembunuh massa. Betapa memuakannya hal itu?" kata Starlin dalam pernyataan ke The Hollywood Reporter.

Starlin juga menyebut rezim Presiden Trump menyedihkan dan mimpi buruk. Meski demikian, Starlin merasa optimistis karena semua saat buruk pasti juga akan berakhir.

"Sekarang kita melalui saat-saat yang menyedihkan dan aneh. Untungnya segala hal, bahkan mimpi buruk nasional, pastinya akan berakhir," ujarnya.

Thanos pertama kali muncul di Marvel pada 1973 lalu di komik The Invincible Iron Man #55. Ia merupakan seorang titan yang jatuh cinta pada sesosok wanita berdarah dingin yang ternyata merupakan dewi kematian.

Thanos juga merupakan salah satu dari penjahat super di komik Marvel. Pada daftar Top 25 Marvel Villains dari IGN, sosok ungu ini berada di posisi enam, satu peringkat di bawah Dark Phoenix.


Trump Menantang Agar Segera Dimakzulkan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), bersama istrinya Melania Trump (kiri) sesaat sebelum turun dari pesawat kepresidenan Air Force One (AFP/Saul Loeb)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menantang agar partai oposisi segera melakukan pemakzulan. Ia ingin agar segera ada persidangan yang adil supaya isu ini bisa cepat diselesaikan.

Donald Trump pun turut berkata bahwa Partai Demokrat sudah gila dan tidak punya kerjaan. Ia pun berjanji akan turut menyeret politisi Demokrat ke dalam persidangan demi membongkar korupsi di sistem politik. 

"Mereka tak punya kasus untuk Pemakzulan dan merugikan negara kita. Tetapi tak ada lagi yang berarti bagi mereka, mereka sudah gila. Maka saya bilang jika kamu mau memakzulkan saya, lakukan sekarang, jadi kita bisa punya pengadilan adil di Senat," ujar Trump via akun Twitternya seperti dikutip Jumat, 6 Desember 2019.

Selama ini, Donald Trump menyebut Partai Demokrat melakukan witch hunt, alias sengaja mencari-cari kesalahan demi pemakzulan. Selama beberapa tahun terakhir, Partai Demokrat menuduh Trump bekerja sama dengan Rusia untuk memenangkan pemilu.

Kasus Rusia tidak berhasil melengserkan Donald Trump, dan belakangan Partai Demokrat menuduh Donald Trump melakukan abuse of power karena diduga main mata dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Trump dituding menekan presiden Ukraina memeriksa kasus korupsi putra Joe Biden di Ukraina jika ingin mendapat dana dari AS. Biden merupakan pesaing Trump di pilpres AS 2020 dan putranya tersandung skandal korupsi bisnis gas di Ukraina.

Tindakan itu membuat Trump dituding memakai kekuasaan untuk merugikan lawan politik. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sudah membantah ada tudingan main mata dengan Trump.

Donald Trump pun berjanji akan menyeret setidaknya tiga politikus Partai Demokrat apabila persidangan pemakzulan terjadi. Mereka adalah anggota DPR dari California, Adam Schiff, lalu mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, serta Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

"Dan kita akan ungkap, untuk pertama kalinya, betapa korupsnya sistem ini," ujar Trump.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya