Liputan6.com, Jakarta - Lembaga pendidikan internasional, Education First (EF) merilis laporan hasil penelitian EF English Proficiency Index ( EX EPI ) edisi ke-9/2019 atau kajian yang mengukur tingkat kemahiran berbahasa Inggris orang dewasa (18-40 tahun).
Penelitian ini dilakukan di 100 negara yang bahasa nasional atau bahasa utamanya bukan bahasa Inggris. Laporan ini disusun berdasarkan analisa data dari hasil tes bahasa Inggris yang dilakukan oleh 2,3 juta peserta yang berpartisipasi melalui tes online EF Standard English Test (EFSET).
Tes tersebut merupakan tes bahasa Inggrisyang didesain oleh para ahli untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris sebagaimana tes-tes lainnya seperti TOEIC, TOEFL atau IELTS.
Baca Juga
Advertisement
Semua konten tes pada EF SET telah diuji sebelumnya pada ratusan ribu pelajar internasional selama bertahun-tahun, di semua tingkat Common European Framework Of Reference for languages (CEFR), Dr. Minh Tran, selaku Executive Director of Academic Affairs & Partnership EF Educarion First memaparkan beberapa temuan hasil penelitian tersebut.
"Secara umum, jumlah peserta yang mengikuti EF standard English Test (EFSET) tahun ini naik 77 persen dibandingkan tahun lalu. Ada delapan negara partisipan baru yaitu Bahrain, Pantai Gading, Kenya, Kirgizstan, Maladewa, Nepal, Paraguay, dan Sudan, serta hubungan antara kecakapan bahasa Inggris, keterlibatan internasional dan konektivitas global," terang Minh yang ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 11 Desember 2019.
"Hasilnya, Belanda menempati peringkat satu sebagai negara dengan kemampuan berbahasa Inggris terbaik meski bukan merupakan bahasa nasional mereka. Disusul Swedia, Norwegia, Denmark dan Singapura di urutan kedua sampai kelima. Ini buat keempat kalinya Belanda ada di nomor satu," sambungnya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia ternyata menduduki peringkat ke-61, turun dua peringkat dari tahun lalu. Di Asia, Singapura jadi yang terbaik, sementara Indonesia di urutan ke-13.
Di Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat kelima di bawah Singapura, Filipina, Malaysia dan Vietnam. Sedangkan di Indonesia sendiri, provinsi yang kemampuan berbahasa Inggrisnya terbaik adalah Yogyakarta, lalu disusul Jakarta, Jawa Timur, Bali dan Kepulauan Riau.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bahasa Inggris Pintu Dunia
Dengan peringkat yang tidak terlalu tinggi itu, diharapkan akan semakin memicu kesadaran berbagai pihak di Indonesia akan pentingnya bahasa Inggris.
Temuan menarik lainnya dalam penelitian tersebut adalah, kemahiran berbahasa Inggris memiliki korelasi dengan penghasilan individu yang diukur berdasarkan pendapatan per kapita negara-negara yang berpartisipasi pada EF EPI. Semakin tinggi tingkat kemampuan Bahasa Inggris suatu negara, maka semakin besar pula rata-rata pendapatan penduduk di negara tersebut.
"Bahasa Inggris itu ibaratnya jadi pintu bagi kita untuk bisa mengunjungi banyak negara di dunia, bisa untuk belajar, kuliah, bekerja atau bahkan membuka usaha di luar negeri," terang Vena Annisa, presenter yang pernah tinggal di Amerika Serikat dan menjadi reporter VOA (Voice of America) di Washington DC, dalam kesempatan yang sama.
"Selama jadi reporter VOA saya sering mewawancarai beberapa orang Indonesia yang bekerja di sana. Mereka sebenarnya punya banyak gagasan dan pemikiran cemerlang, tapi sayangnya kurang bisa mengemukakan ide-ide mereka karena faktor bahasa. Hal itu membuktikan betapa pentignya bahasa Inggris," lanjut Vena.
Selain mengenalkan dan mengajarkan bahasa Inggris lebih dini pada anak-anak, sistem pengajarannya menurut Vena juga harus dimodifikasi agar lebih menarik dan memicu semangat untuk belajar. Pihak EF juga mendukung usaha untuk meningkatkan kecapakan bahasa Inggris di Indonesia.
Mereka mengadakan berbagai program sosialisasi EF SET yang akan diimplementasikan mulai awal 2020 di sekolah-sekolah menegah atas dan kejuruan Indonesia. Mereka akan membantu para siswa untuk mengetahui level kemahiran sekaligus meningkatkan kemampuab bahasa Inggris mulai dari tingkat pemula sampai tingkat lanjut.
Advertisement