Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tak suka mengenakan jaket puffer? Jaket dengan lapisan tebal itu menjadi salah satu benda yang wajib dimiliki, terutama memasuki musim penghujan seperti ini.
Biasanya, jaket tersebut berbahan nilon atau parasut dengan isian dari bulu angsa atau bebek. Namun, sebuah perusahaan fesyen yang berbasis di Eropa, PanGaia, berinovasi dengan memanfaatkan bunga liar kering sebagai isian jaket.
Penggunaan bunga liar tersebut melewati satu dekade penelitian yang melibatkan sejumlah ahli. Jaket yang dilabeli FLWRDWN itu diklaim sebagai masa depan kehangatan.
Baca Juga
Advertisement
"Sehingga bunga dapat membantu Anda merasa hangat dan tidak ada angsa yang harus mengorbankan bulunya," tulis PanGaia dalam kampanye peluncuran produk barunya, dikutip Rabu, 11 Desember 2019.
Dilansir dari laman The Pangaia.com, teknologi yang dimanfaatkan oleh produsen jaket itu adalah menggabungkan biopolimer dengan bunga kering liar sehingga menjadi serat yang bisa menciptakan kehangatan. Bunga kering itu diperoleh dari daerah konservasi kupu-kupu. Jenis regeneratif tumbuhan ini dapat membantu pengurangan gas efek rumah kaca, yaitu sebesar 12 ton CO2 per hektare tanaman.
Seakan tak cukup, para ahli mengkombinasikannya dengan material aerogel yang terbuat dari selulosa yang berfungsi sebagai bahan anti-air. Dengan begitu, jaket tersebut bisa memberikan kehangatan maksimal.
Sebagai penghangat tubuh, jaket puffer FLWRDWN memiliki ukuran sampai pinggang orang dewasa. Seperti jaket pada umumnya, FLWRNDWN memiliki penutup kepala yang dapat melindungi diri saat hujan maupun salju turun.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Jaket Vegan
Tak hanya soal teknologi, PanGaia juga memikirkan aspek estetika. Jaket puffer tersebut bisa berfungsi ganda. Hanya dengan membuka resleting di lengan kiri dan kanan, Anda bisa menjadikannya sebagai vest.
FLWRDWN hadir dalam tiga varian warna, yaitu off-white, hitam, dan navy blue. Harganya bervariasi, mulai dari 550 dolar AS atau sekitar Rp7,7 juta. Tingginya harga jaket diklaim sebanding dengan usaha yang dilalui untuk menciptakan jaket lebih ramah lingkungan tersebut.
Mengingat tak ada bahan hewani yang dipakai, PanGaia menyatakan seluruh produknya 100 persen vegan. Jaket puffer, misalnya, terbuat dari 100 persen bahan daur ulang yang diisi dengan material bunga liar.
"Setiap produk Pangaia merepresentasikan investasi dalam teknologi material masa depan. Kami bekerja sama dengan para peneliti, ilmuwan, dan teknokrat terbaik di bidangnya, mulai dari serat hingga ppengemasan, dan sejumllah pabrik serta produsen di Eropa yang mempekerjakan orang-orang sesuai standar etika," tulis PanGaia.
Advertisement