Liputan6.com, Jakarta - Batik menjadi sajian penutup perayaan 70 tahun hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Republik Indonesia. Pada perayaan itu, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) mengadakan fashion show batik dengan mengundang para desainer muda.
"Sore ini kita merayakan kreativitas dan awal yang baru. Dan Anda akan melihat ini lewat pertunjukan busana kita yang mengenalkan cap dan motif batik yang mencerminkan hubungan AS-Indonesia lewat ekspresi artistik," ujar Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph Donovan pada Rabu malam (11/12/2019) di Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Pada acara itu, para model berjalan dengan runway kontemporer, yakni mereka berjalan di antara audiens menuju podium kecil sebelum kembali berkumpul di panggung. Pada acara itu, hadir pula para tokoh fashion Indonesia, seperti Josephine Komara, Didiet Hediprasetyo, dan Didiet Maulana.
Batik juga menjadi simbol hasil positif industri tekstil antara AS dan Indonesia. Dubes Donovan berkata Indonesia berhasil mengolah impor kapas AS menjadi produk ekspor yang menghasilkan nilai dagang tinggi.
"Setiap tahunnya Amerika Serikat mengirim kapas senilai USD 800 juta dan sebaliknya Indonesia mengirim tekstil senilai USD 3 miliar," ucap Donovan.
Salah satu perancang yang karyanya dipamerkan dalam ajang fashion show di Kedubes AS adalah milik Michelle Tjokrosaputro. Wanita itu merupakan CEO dari brand Bateeq yang kekinian.
"Ini menunjukan bagaimana dengan US cotton yang kita pakai tapi juga bisa di-recycle dan more sustainable," ujar Michelle Tjokrosaputro. Warna biru tua yang elegan mendominasi pertunjukan Bateeq. Michelle pun bercerita proses desain pembuatan batik bisa mencapai tiga bulan.
"Dari proses biayanya sampai proses kain jadi, baju jadi, sampel jadi, itu biasanya tiga bulan," jelas Michelle yang merupakan cucu dari pendiri Batik Keris. Sementara, produksinya merangkul lansia di daerah yang membuat pakaian secara tradisional.
Batik-batik yang dipertunjukan Bateeq di Kedubes AS pun akan rilis ke masyarakat pada Januari 2020 di selected stores.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Berbagai Pertunjukan Budaya
Menurut Dubes Donovan, batik dipilih karena sudah menjadi warisan budaya dunia versi Unesco, dan benda yang amat mengesankan.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Donovan juga membahas para talenta muda Indonesia yang belajar di AS untuk memperluas kemampuannya dalam berkreasi batik, di antaranya adalah batik-batik karya Iwan Tita yang tergabung dalam Fulbright fellow.
Beragam pertunjukan budaya sebetulnya telah digelar Kedubes AS dan Indonesia sepanjang 2019 ini. Sebelumnya, di @america juga ada pagelaran gamelan yang mengajak para diplomat AS untuk ikut bermain.
Sebelumnya, pada awal tahun, Kedubes Indonesia juga menyelenggarakan pertunjukan gamelan di Katedral Nasional AS di Washington, D.C.
Dubes Donovan juga turut mengapresiasi Dangdut Cowboys yang sempat datang ke Indonesia pada pertengahan tahun lalu. Sang dubes pun bangga karena grup Dangdut Cowboys pernah tampil di televisi Indonesia. Grup yang berpenampilan layaknya musisi country itu sempat tampil di Indosiar.
Advertisement