Liputan6.com, Jakarta - Fenomena kemunculan ular kobra di perumahan warga menghantui beberapa daerah di Indonesia, seperti Citayam Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kabupaten Jember, Jawa Timur dan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat, menjelaskan temuan ular kobra di kawasan hunian bukan hal aneh. Kejadian ini sangat alamiah natural dan logis.
Advertisement
"Sebelum jadi cluster dan perumahan berdiri apik gitu kan tadinya rawa, tanah hutan dan kebun terbuka yang jadi habitat ular beserta mangsanya. Ekosistem masih seimbang dengan ketersediaan mangsa dan predatornya," kata dia dalam keterangannya, Kamis (12/12/2019).
Menurut Aji, banyak ular masuk hunian manusia karena beberapa alasan. Pertama, ular memang satwa liar yang habitatnya paling dekat dengan manusia.
"Ada ular berarti ekosistem di sekitar hunian masih bagus dan normal. Justru jika tidak ada ular, bersiaplah ledakan populasi hama di mana-mana," ucap dia.
Kedua, induk ular bertelur tidak membuat sarang, tetapi memanfaatkan lubang-lubang tersembunyi yang tak pernah dijamah predator atau manusia.
"Secara insting, induk ular kobra akan meletakkan telur di kawasan yang tersedia berlimpah makanan ular, sehingga saat telur menetas, si anak dengan mudah mendapatkan makanannya," ujar dia.
Ketiga, habitat ular dihuni oleh manusia. Begitu pun dengan mangsa ular seperti kadal, tikus, kodok, katak, cicak dan burung.
"Dengan sengaja kita tutup rawa, kita timbun sawah, kita buldoser hutan dan kita perkecil aliran irigasi sungai-sungai di sawah untuk dibangun cluster perumahan dan jalananan. Tak hanya ular, mangsanya pun semakin terdesak," ujar dia.
Keempat ular bukan tipe satwa yang berkelompok seperti kijang, tapi tipe hidup sendiri. Ular tidak menyusui sehingga tidak hidup bersama induknya.
"Setelah menetas, si ular sudah mandiri. Cari makan dan cari tempat sembunyi sendiri. Sehingga saat ditemukan anak ular di perumahan, akan tidak mungkin mencari induknya di sana. Si induk udah pergi tiga bulan lalu saat usai bertelur, dia tinggal kan telurnya di lubang tertentu dan tidak dierami," ucap dia.
Saksikan video di bawah ini:
Tak Membuat Sarang
Kelima, Aji menjelaskan, ular hanya cari makan dan cari tempat sembunyi. Kebetulan jika di sudut kompleks ada area yang jarang dijamah dan dibersihkan, ular akan betah berkeliling di sana berburu mangsa.
"Tapi ular tidak membuat sarang seperti burung, setelah keluar lubang, dia tidak balik lagi ke lubang yang sama, atau jika terjadi maka itu hanya kebetulan," ucap dia.
Aji menerangkan ada sekitar 346 spesies ular di Indonesia. Ular tidak bisa memilih nama tempat.
"Di mana pun dia nyaman dan ada mangsanya, dia akan betah. Terlepas itu di tepi sungai, hutan, kebun, halaman rumah, bahkan di area area industri banyak di temukan ular beraktivitas," ujar dia.
Menurut dia, semakin hari konflik ular dengan manusia ini tidak semakin reda tapi justru akan semakin tinggi frekuensinya.
"Jadi ular-ular yang sedang viral di beberapa perumahan ini, sedang mudik ke area nenek moyangnya mencari mangsa di sana," kata dia.
Advertisement