Sri Mulyani: Tantangan Indonesia ke Depan adalah Dongkrak Kualitas SDM

Tantangan Indonesia ke depan adalah bagaimana mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2019, 13:15 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers terkait penyelundupan motor Harlery Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat baru milik Garuda Indonesia di Jakarta, Kamis (5/12/2019). Barang bukti selundupan tersebut dikemas dalam 18 kardus berwarna cokelat. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sumber daya manusia (SDM) adalah aset yang penting. Tantangan ke depan adalah bagaimana mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, terutama dengan bonus demografi pada 2030 nanti.

"Pembangunan sumber daya manusia menjadi urutan pertama dari lima prioritas pembangunan masa Pemerintahan Presiden Jokowi periode ke-2 ini," ujar Sri Mulyani melalui siaran pers, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Sri Mulyani mengapresiasi World Bank karena telah memasukkan isu jaring pengaman sosial dan kesehatan dalam salah satu bahan laporan 'The World Bank's Indonesia Economic Quarterly Report'. Di mana laporan tersebut dirilis pada Kamis 11 Desember.

"Ini akan menjadi masukan yang bagus untuk jajaran kabinet pemerintahan dan (laporan ini) juga memberikan gambaran bagaimana desain jaring pengaman sosial di beberapa negara sebagai bagian dari pengelolaan sumberdaya manusia," jelasnya.

Kementerian-kementerian yang terkait dalam pengembangan SDM di antaranya adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Sosial (Kemenkes), Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Kementerian-kementerian tersebut mendapatkan tugas dari Presiden untuk memastikan jaring pengaman sosial di masyarakat, penyediaan kualitas pendidikan yang baik, dan penyediaan fasilitas kesehatan memadai," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Bangun SDM, Jokowi Minta Airlangga untuk Kurangi Defisit

Presiden Jokowi didampingi Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil memberikan keterangan pers rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Senin (26/8/2019). Lokasi Ibu Kota berada di wilayah Kabupaten Pejaman Penajam Pasar utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Kaltim. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Selain infrastruktur, Pemerintah tahun ini juga akan fokus membangun sumber daya manusia (SDM) unggul guna bisa bersaing di pasar nasional juga global.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan ke depan akan berupaya keras membawa kapasitas kemampuan SDM Indonesia agar bisa berdaya saing. 

"Ke depan kita ingin fokus ke pembangunan SDM. Tapi yang kongkrit. Artinya betul-betul ada sebuah upgrading, rescaling, upscaling, sehingga SDM kita naik levelnya," ujarnya di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Banyak tantangan yang harus dibenahi Indonesia. Salah satunya Jokowi bercerita terkait isu stunting (kurang gizi). Selain itu, defisit transaksi berjalan juga masih jadi pekerjaan rumah Indonesia.

"Saya diingatkan Bank Dunia, 40 persen pekerja kita stunting dulunya. Kondisi-kondisi seperti ini harus saya sampaikan apa adanya. Sebab itu ada agenda mendesak yang harus kita lakukan. Ke depan sudah saya sampaikan kepada Kementerian Ekonomi Pak Airlangga untuk segera bisa menurunkan CAD kita. Juga defisit neraca dagang. Kita akan konsentrasi di situ," ujar Jokowi.

Tak hanya itu, kegiatan ekspor-impor Indonesia juga akan terus diperhatikan pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pembangunan SDM.

"Yang namanya ekspor harus menjadi kebijakan yang terus akan kita dorong dan juga produk substitusi impor dan produk ekspor harus didukung," jelas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya