Unair Ingin Produksi Massal Stem Cell Anti Aging

Stem cell yang telah mendapatkan izin edar dari BPOM ini menjadi produk pertama yang dihasilkan Universitas Airlangga.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2019, 14:45 WIB
Kantor Pusat Manajemen Universitas Airlangga di Kampus C Unair, Jalan Ir Soekarno, Mulyorejo, Surabaya, Jatim. (www.unair.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Universitas Airlangga (Unair) mengharapkan stem cell anti-aging dapat diproduksi di dalam negeri dan mendorong pengobatan oleh masyarakat untuk berobat di dalam negeri.

Produk stem cell anti-aging buatan Unair mendapatkan sertifikat izin produksi dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Harapan kami, ketika stem cell anti-aging mampu kita produksi secara massal dan mampu dimanfaatkan secara baik. Kita bisa mencegah pengobatan orang-orang yang tadinya yang berobat ke luar negeri, bisa ke dalam negeri. Juga yang tadinya impor, bisa diproduksi dalam negeri,” ujar Wakil Rektor IV Universitas Airlangga, Prof Junaidi Khotib, seperti dikutip dari Antara, Kamis (12/12/2019).

Stem cell yang telah mendapatkan izin edar dari BPOM ini menjadi produk pertama yang dihasilkan Unair. Di Indonesia, produk ini menjadi  pertama yang bersumber dari stem cell.

Setelah izin produksi dan izin edar didapatkan, Unair melalui Pusat Pengembangan Penelitian Stem Cell akan produksi, formulasi, packaging hingga menyerahkan ke pihak lain dalam hal ini PT Phapros Tbk untuk diedarkan ke pasaran.

Saat ini, Unair telah menyiapkan target lain yang menjadi sasaran untuk mendapat izin edar dari BPOM. Target berikutnya yang sudah disiapkan adalah ekstrak alergen.

"Ada lima varian produk yang siap didaftarkan tahun 2020, yaitu ekstrak alergen debu rumah atau tungau, ekstrak alergen dari udang, ekstrak alergen ayam, ekstrak alergen susu, dan ekstrak alergen telur," kata dia.

Ia menuturkan, dengan ada izin ini, Unair mengharapkan setiap hasil penelitian akan mendapatkan legalitas yang baik. “Jika hal yang baru terkait obat bisa didapatkan secara legal,” ujar dia.

Sertifikat izin produksi dan edar diberikan langsung oleh Kepala BPOM Penny K.Lukito kepada Wakil Rektor IV Universitas Airlangga Prof.Junaidi Khotib di sela acara dialog nasional yang dihadiri oleh Kepala BPOM dan seluruh deputi, industri farmasi dan perguruan tinggi di Jakarta pada Selasa, 10 Desember 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Unair Gandeng BPOM Kembangkan Inovasi Bidang Kesehatan

Penandatanganan nota kesepakatan antara Universitas Airlangga dan BPOM pada Rabu, 27 November 2019. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Universitas Airlangga (Unair) menjalin kerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Kerja sama itu dinyatakan dalam penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2019.

Dalam pertemuan itu, Rektor Universitas Airlangga, Prof Nasih mengatakan, Universitas Airlangga (Unair) memiliki kontribusi cukup besar bagi bangsa dan negara, khususnya di bidang pengembangan obat dan makanan. Universitas Airlangga memiliki banyak peneliti dan ahli yang aktif berinovasi di bidang pengembangan obat.

"Kerja sama antara UNAIR dan BPOM sudah sangat kita tunggu sejak lama dan mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk proses kerja sama ke depan, sehingga bisa berkontribusi untuk bangsa dan negara," ujar Prof. Nasih.

Kemudian, Nasih mengatakan, lembaga pendidikan dan penelitian mempunyai keahlian yang berbeda-beda. Tujuannya, menghasilkan formula dan menciptakan suatu produk. Namun, untuk bisa mendapatkan izin edar dan beredar luas ke pasaran, masih banyak proses yang harus dilalui.

"Kehadiran BPOM menjadi anugerah tersendiri bagi kami. Paling tidak, berbagai upaya pendampingan oleh BPOM dalam rangka melakukan percepatan agar berbagai macam produk inovatif yang UNAIR hasilkan itu bisa diterima oleh masyarakat, serta memberi impact dan manfaat bagi bangsa dan negara secara legal,” ujar dia.

 


Selanjutnya

Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito mengatakan, kerja sama BPOM dan Universitas Airlangga penting dilakukan. Sebab, menurut dia, BPOM tidak bisa bekerja sendiri karena pentingnya riset dari para intelektual akademisi yang harus terus didorong. Selain itu, ada produk-produk inovasi kesehatan yang dikembangkan.

Penny juga sangat mendukung Universitas Airlangga yang selalu ingin mewujudkan hasil-hasil riset untuk menjadi sebuah produk yang inovatif dan beragam di bidang kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan yang ada dan BPOM siap mendampingi.

"Tentunya menjadi kebanggaan Universitas Airlangga bisa memproduksi produk Stem Cell yang pertama di Indonesia, dan mudah-mudahan bisa berproduksi secara komersil sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat dan kami menunggu produk-produk selanjutnya yang akan dihasilkan,” tutur dia.

Usai penandatanganan MoU, Dr. Penny beserta rombongan mengunjungi Pusat Pengembangan IPTEK Stem Cell dan Teaching Industry Rumput Laut. Dua produk itu adalah beberapa dari sekian banyak produk unggulan yang dimiliki Universitas Airlangga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya