Jokowi Targetkan Ekspor Otomotif Nasional Capai USD 24 Miliar

Jokowi meminta agar ke depan industri otomotif Tanah Air dapat menyasar pasar-pasar baru seperti Asia Timur, Afrika, dan Timur Tengah.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2019, 15:25 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) meninjau kondisi jalan tol saat peresmian Tol JORR II ruas Kunciran-Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (6/12/2019). Setelah peresmian, ruas tol sepanjang 11,1 km tersebut siap digunakan oleh masyarakat jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar industri otomotif di Tanah Air dapat memacu ekspor. Paling tidak, selama empat tahun mendatang nilai ekspor industri otomotif bisa tumbuh menjadi USD 24 miliar.

"Kita harapkan nilai ekspornya dari USD 8 miliar meloncat USD 24 miliar," kata Jokowi di Cikarang, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).

Untuk mendukung capaian nilai ekspor tersebut maka kapasitas produksi industri ini juga perlu ditingkatkan. Dari yang sebelumnya hanya mencapai 300 ribu unit mencapai 1 juta unit di tahun mendatang.

"Saya meminta kepada industri otomotif target target sekarang ini 300 ribu unit dalam empat tahun, tiga sampai empat tahun mendatang harus bisa meloncat menjadi 1 juta unit ekspornya," katanya.

Dengan kapasitas produksi sebanyak 1 juta unit, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menginginkan agar industri otomotif berkonsentrasi pada ekspor. Sehingga ke depan industri ini menjadi hub terbesar.

"Artinya kita akan menjadikan indonesia sebagai produksi hub bagi industri otomotif," imbuh dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Cari Pasar Baru

Pekerja melintasi deretan mobil yang siap diekspor di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta, Selasa (8/8). Kemenperin mencatat, ekspor Mobil pada periode Januari-Juni 2017 meningkat 20,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di samping itu, dia juga meminta agar ke depan industri otomotif Tanah Air dapat menyasar pasar-pasar baru seperti Asia Timur, Afrika, dan Timur Tengah. Sebab selama ini Indonesia hanya fokus menggarap pasar-pasar tradisional atau pasar-pasar yang sudah lama.

"saya kira kita punya peluang besar masik ke pasar yang kita sebutkan tadi bukan pasar tradisonal yang itu-itu saja," katanya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya