Cerita PG Rajawali Bangun Pabrik Alkes di Kawasan Eks Pabrik Gula

Upaya percepatan pertumbuhan industri terus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menekan impor salah satunya di bidang peralatan kesehatan

oleh Panji Prayitno diperbarui 13 Des 2019, 19:00 WIB
Direktur Utama PT RNI B Didik Prasetyo usai melakukan ground breaking pabrik alkes di eks pabrik gula Kersana Brebes. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Brebes - Upaya pemerintah membangun percepatan pertumbuhan industri terus dilakukan. Dalam upaya tersebut, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) membangun industri alkes di eks pabrik gula Kersana Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes Jawa Tengah.

PT RNI bekerjasama dengan dua perusahaan alkes asal Korea yakni Insung Medical Co dan Tae Chang Industrial Co. Pabrik alkes tersebut akan memproduk sejenis catheter, tube, dan kantung darah termasuk kebutuhan rutin di bidang kesehatan.

"Sehingga persediaan produknya harus dalam posisi ready stock untuk sewaktu-waktu digunakan," kata Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo usai melakukan ground breaking pabrik alkes di eks pabrik gula Kersana Brebes, Kamis (12/12/2019).

Didik mengatakan, pembangunan pabrik di kawasan Brebes tersebut karena lokasi sudah tidak terurus. Selain itu, kawasan tersebut merupakan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) berdasarkan ketetapan pemerintah.

Dia menyebutkan, saat ini pihaknya masih mengurus persyaratan administrasi sebelum pembangunan dilakukan dan beroperasi pada tahun 2021.

"Sejauh ini produk alkes yang digunakan di Indonesia 92 persen masih impor. Dibangunnya pabrik ini berharap akan menekan impor alkes," kata dia.

Nilai investasi pembangunan pabrik alkes di Brebes tersebut mencapai Rp 150 milyar. Terdiri dari investasi Rp 120 milyar serta modal kerja Rp 27 milyar.

Dia menyebutkan, dalam kerjasama tersebut kepemilikan saham PT RNI masih minoritas dibandingkan perusahaan alkes asal Korea Selatan.


Tenaga Kerja

Ground Breaking pembangunan pabrik alkes di eks Pabrik Gula Kersana oleh Bupati Brebes Idza Priyanti. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Namun demikian, 70 persen produk alkes yang dihasilkan akan diekspor ke Korea Selatan. Sisanya sekitar 30 persen didistribusikan ke dalam negeri.

"Tapi itu semua nanti kita perhitungkan lagi yang pasti berapa persen impor alkes dapat kami tekan. Di kami sendiri sudah ada 43 cabang dan bisa membantu pemakaian alkes produk dalam negeri," ujar dia.

Teprisah Bupati Brebes Idza Priyanti mengatakan, pembangunan pabrik alkes ini menjadi pelopor masuknya investor lain di Brebes. Pemkab Brebes, kata Idza, sudah memiliki perda RTRW dan siap menyambut baik kedatangan investor.

Dia memastikan akan mempermudah ijin dan memberi kenyamanan serta keamanan bagi investor yang akan membuka usahanya di Brebes. Idza mengaku tengah menyiapkan tenaga SDM yang mumpuni untuk berkontribusi sesuai kebutuhan investasi di Brebes.

"Seperti pelatihan vokasi dan bahkan kami tingkatkan program pelatihan kerja di BLK termasuk nanti buka LPK," ujar dia.

Menurut dia, kehadiran investor tersebut akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Brebes dan Jawa Tengah. Dia menyebutkan, saat ini pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Brebes mencapai 5,31 persen.

Jika investor sudah banyak yang beroperasi di Brebes, diprediksi pertumbuhan ekonomi akan mencapai 7 persen. Kedatangan investor akan menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga masyarakat di Brebes dapat hidup sejahtera.

"Nah terkait pabrik alkes ini kedepan para pekerjanya didominasi oleh warga Brebes dan itu sudah ada kesepakatan," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya