Liputan6.com, Boyolali - Pecinta balap nasional tentu tidak asing dengan nama Doni Tata. Dia merupakan pembalap Indonesia yang pernah tampil di kelas 250 cc (sekarang Moto2), level yang satu tingkat di bawah MotoGP.
Doni Tata kala itu tampil di kelas 250 cc pada tahun 2008. Dari 17 balapan yang dimainkan, dia mendapatkan satu poin. Itu menjadi musim pertama dan terakhir Doni Tata di jenjang balap motor MotoGP.
Advertisement
Setelah lama menghilang dari kelas itu, Doni Tata rupanya tidak jauh-jauh dari dunia balap. Saat ini, dia sedang berkompetisi di Trial Game Asphalt International Championship 2019.
Dia sedang bersaing menjadi juara umum di kelas FFA 250. Hingga putaran keempat, Doni Tata sudah mengumpulkan 169 poin dan berada di posisi ketiga. Dia masih tertinggal dari Farudila Adam, rider asal Kota Malang, Jatim, yang kokoh di puncak klasemen dengan 184 poin.
"Untuk seri final di Boyolali ini persaingan sangat ketat. Saya akan berbuat yang terbaik, tampil lepas saja," ucap Doni Tata saat diwawancara media, termasuk Liputan6.com, Jumat (13/12/219).
"Kalau peluang juara masih terbuka. Meski tertinggal 15 poin, apapun bisa terjadi, saya masih tetap optimistis," kata pria berusia 29 tahun tersebut.
Kendati optimistis, Dony Tata menyebutkan kendala utamanya saat balapan Trial Game Asphalt International Championship 2019 di Sirkuit Boyolali. Lintasan ini memiliki panjang hingga 1.150 meter dan lebar 10 meter.
"Karena ini lintasan gokart, jadi sangat kecil. Racing line-nya hanya ada satu. Kalau kita tidak memaksa, maka tidak bisa menyalip," ujarnya.
3 Pembalap Eropa
Selain di kelas FFA 250, Doni Tata juga tampil di kelas internasional. Dia bakal bersaing dengan tiga pembalap top Eropa, Germain Vincenot, Sylvain Bidart dan Maxime Lacour.
Germain Vincenot sudah 2 kali menjadi juara nasional di negara nya, Perancis. Lalu sukses menempati peringkat ke-3 dan 6 kejuaraan dunia supermoto, juara nasional Perancis kelas 450cc pada tahun 2018 dan 2019.
Advertisement
Paling Ampuh
Sedang Maxime Lacour juga tak kalah berprestasi. Pemuda 27 tahun yang menetap di Lyon, Perancis, ini tak pernah terlempar dari posisi 5 besar pada kejuaraan Supermotard di Perancis.
Dan, yang paling ampuh adalah torehan prestasi yang berhasil diraih Sylvain Bidart. Bidart yang saat ini berumur 34 tahun itu adalah penyandang gelar juara sebanyak 7 kali di negaranya, 2 kali menjadi kampiun di Swiss, 1 kali menyabet gelar juara supermoto di Spanyol dan Amerika dan luar biasanya adalah sebagai penyendang 7 kali sebagai juara dunia supermoto.
Saksikan video pilihan di bawah ini