Cerita Akhir Pekan: Awal Kehadiran dan Masa Depan Kebaya di Indonesia

Dalam perkembangannya, desain kebaya juga sudah mengalami beragam perubahan dengan beragam desain yang menarik dan modern.

oleh Henry diperbarui 14 Des 2019, 10:03 WIB
Masyarakat pencinta kebaya dan sarung Indonesia saat parade di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (28/7/2019). Parade tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat agar mencintai busana tradisional khas Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pakaian tradisional Indonesia adalah kebaya. Kebaya merupakan busana kaum perempuan yang pemakaiannya biasa dipadukan dengan kain batik, songket, atau tenun sebagai bawahan.

Lalu bagaimana awalnya kebaya mejadi pakaian tradisional perempuan Indonesia, dan benarkah ada pengaruh bangsa lain di dalam kebaya? Menurut dosen UPI Bandung, Suciati, kebaya terutama jenis kemben merupakan busana asli perempuan Indonesia.

Busana ini menggunakan teknik lilit yang terdiri dari kain persegi panjang berukuran kecil yang dililitkan di sekitar garis dada atas sampai pinggang, menutup dada .dengan padanan kain persegi panjang yang dililitkan di pinggang sampai menutupi mata kaki.

Kebaya diperkenalkan sekitar abad ke-12 oleh para syiar agama Islam ke Indonesia terutama para saudagar dari Timur Tengah.

"Maksudnya untuk menutupi aurat perempuan sehingga mulai bagian bahu sudah tertutup. Modelnya sendiri meniru jubah bangsa China yang panjang,berbelahan muka dan berlengan panjang longgar," tulis Suciati dalam keterangan tertulis pada Liputan6.com, Kamis, 12 Desember 2019.

Pengertian kebaya sendiri menurut Suciati adalah pakaian atau busana bagiian atas dengan ciri tertentu, yaitu kerah kebaya setali dengan sambungan di tengah belakang leher. Bisa juga bersambung ke depan atau tidak karena itu tergantung pada modelnya.

Selain itu, bentuk atau siluet kebaya tidak harus ketat dan bisa saja longgar. Seseorang disebut berkebaya tidak hanya memakai bagian atasnya saja. Rambutnya harus disanggul, lalu untuk bawahan memakai kain panjang yang dililit atau sarung. Lalu ditambahkan selendang yang dilipat dan disampirkan, membawa tas tangan, kipas dan selop.

Dalam perkembangannya, desain kebaya juga sudah mengalami beragam perubahan. Kini sudah banyak desainer yang merancang kebaya dengan beragam desain yang menarik dan modern.

Suciati berharap kebaya harus dan terus menjadi busana perempuan Indonesia di masa sekarang maupun yang akan datang. Beberapa cara untuk melestarikan kebaya sudah dijalankan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Hari Kebaya Nasional

Kebaya bordir rancangan Vielga Wennida dari Rumah Kebaya Vielga. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

 

Misalnya saja gerakan Selasa Berkebaya.Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan (Kemko PMK) mencanangkan gerakan Kemko PMK Berkebaya pada Agustus 2019.

Hal ini merupakan upaya melestarikan kebaya sebagai busana nasional perempuan Indonesia. Gerakan ini ditandai dengan mewajibkan seluruh karyawan perempuan menggunakan kebaya saat ke kantor, khususnya setiap hari Selasa.

Menurut Suciati, Selasa Berkebaya merupakan upaya menjaga kelestarian kebaya agar minimal dalam seminggu rutin dipakai satu hari. Kalau perlu ada hari kebaya seperti hari batik nasional.

"Dengan membuat hari kebaya, bisa jadi upaya untuk menguatkan eksistensi kebaya agar lebih dikenal dan dihayati, dan tentunya lebih sering dipakai perempuan Indonesia," tulis Suciati.

Upaya lainnya untu lebih memasyaratkan kebaya adalah dengan memasukkan kebaya dalam peraturan formal agar dipakai di sekolah, tempat kursus, kantor pemerintah dan swasta.

Selain itu, Suciati juga menyarankan adanya buku panduan tentang busana nasional, termasuk tentang kebaya dan teluk belanga yaitu busana tradisional untuk laki-laki.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya