Kembali Terpilih Jadi PM, Boris Johnson Desak Kelanjutan Brexit

Boris Johnson kembali terpilih menjadi perdana menteri Inggris. Hal itu membuatnya melanjutkan proses perjanjian Brexit.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2019, 10:58 WIB
Perdana menteri baru Inggris Boris Johnson (AFP Photo)

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris yang baru saja terpilih kembali, Boris Johnson, mengatakan mayoritas Konservatif terbesar dalam jajak pendapat di negara itu sejak 1980-an membuktikan rakyat Inggris ingin Brexit terus berlanjut.

Dalam pidatonya di depan para pendukung partai, Johnson menekankan bahwa Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Januari.

"Pemilu ini berarti bahwa menyelesaikan Brexit merupakan keputusan rakyat Inggris yang tak terbantahkan, tak tertahankan sekarang ini," kata Johnson.

"Dan Pemilu ini, saya pikir kita akhiri semua ancaman kecil tentang adanya referendum kedua."

Dengan perolehan 649 dari 650 suara yang diumumkan pada hari Jumat (13/12/2019), Partai Konservatif memiliki 364 kursi sementara oposisi utama Partai Buruh mendapat 203. Demikian dikutip dari ABC Indonesia, Sabtu (14/12/2019).

Kemenangan itu menjadikan Johnson pemimpin Konservatif yang paling berhasil secara elektoral sejak Margaret Thatcher.

Namun ini adalah bencana bagi pemimpin Partai Buruh -Jeremy Corbyn, yang menghadapi desakan atas pengunduran dirinya bahkan ketika hasil Pemilu masih bergulir.

Mengakui bahwa Partai Konservatif mengambil suara di jantung wilayah tradisional Partai Buruh, Johnson berjanji untuk mengembalikan kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh para pemilih.

"Anda mungkin hanya meminjamkan kami suara Anda, mungkin tak menganggap diri Anda sebagai konservatif alami, tangan Anda mungkin bergetar di atas kertas suara sebelum meletakkannya ke kotak Konservatif dan mungkin berniat untuk kembali ke Partai Buruh," katanya.

"Jika itu masalahnya, saya merasa tersanjung Anda telah menaruh kepercayaan pada saya dan percaya pada kami."

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Bersikeras Lanjutkan Brexit

Warga mengambil gambar mural seorang pria yang tengah menghancurkan salah satu dari 12 bintang kuning bendera Uni Eropa di dinding kawasan Dover, Inggris, Senin (8/5). Mural karya seniman jalanan Banksy itu berjudul 'Brexit'. (DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP)

Johnson mengatakan Brexit akan berarti Inggris akan mengambil kembali kendali atas perbatasannya, uang, perdagangan dan imigrasi.

Ia berjanji untuk menindaklanjuti janji pemilihannya untuk meningkatkan pendanaan dalam sistem kesehatan, menerapkan sistem imigrasi bergaya "Australia" dan meningkatkan jumlah guru serta polisi.

Kubu Konservatif menunjukkan dukungan terhadap keputusan Johnson untuk mendesak Pemilu lebih awal, yang diadakan hampir dua tahun lebih cepat dari jadwal.

"Kami berhasil. Kami memecah kebuntuan. Kami mengakhiri kemacetan. Kami menghancurkan hambatannya," kata Johnson.

Uni Eropa berharap kemenangan Johnson akan berarti kesepakatan Brexit disahkan oleh Parlemen dengan cepat sehingga para pihak bisa bergerak maju dengan negosiasi perjanjian perdagangan bebas.

Sebelumnya, Corbyn mengindikasikan ia berencana untuk mundur sebagai pemimpin Partai Buruh tetapi akan tetap di Parlemen.

Ia mengatakan Brexit telah membayangi kebijakan keadilan sosialnya selama kampanye Pemilu.

"Brexit telah begitu terpolarisasi dan membelah debat di negara ini, topik itu menimpa begitu banyak debat politik normal, dan saya menyadari bahwa itu telah berkontribusi pada hasil yang diterima Partai Buruh malam ini, di seluruh negara ini," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya