Mukernas Dinilai Bisa Jadi Momen Bersatunya PPP

Adi menuturkan, seluruh kader PPP harus menyadari akan kekuatan untuk bersatu.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 14 Des 2019, 18:02 WIB
Sekjen PPP kubu Romahurmuziy (Romi) Arsul Sani menyerahkan berkas ke anggota Komisioner KPU, Hasyim Ashari di Kantor KPU RI, Jakarta, Sabtu (14/10). PPP kubu Romi mengantar berkas pendaftaran peserta Pemilihan Umum 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-5 di Grand Sahid Jaya, Jakarta. Mukernas kali ini diharapkan menjadi momentum untuk bersatunya partai berlambang Ka'bah tersebut, yang mengalami dualisme kepengurusan.

"Konflik harus diakhiri. Mukernas momentumnya," kata pengamat politik Adi Prayitno saat dihubungi, Sabtu (14/12/2019).

Dia menuturkan, seluruh kader PPP harus menyadari akan kekuatan untuk bersatu. Apalagi banyak agenda politik ke depan yang menjadi pertimbangannya.

"Lebih baik para elite PPP bersatu dan solid. Jika tidak solid, maka tinggal satu partai yang tidak solid dalam menghadapi Pemilu 2024," ungkap Adi.

Karenanya, siapapun nanti yang menjadi ketua umum, harus mengakomodir semua pihak. "Harus duduk bersama untuk memikirkan masa depan PPP," pungkas Adi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kubu Humphrey Djemat

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil mukhtamar Jakarta, Humphrey Djemat, Sabtu (30/11/2019). (Liputan6.com/ Putu Merta Surya Putra)

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil mukhtamar Jakarta, Humphrey Djemat mengatakan, siap bersatu kembali dengan PPP hasil Muktamar Pondok Gede. Dia pun yakin bisa islah.

Adapun ini disampaikan saat menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas). Acara dilangsungkan di Hotel Redtop Pacenongan, Jakarta Pusat, Sabtu 30 November 2019.

Dia menuturkan, niatan bersatu kembali sudah dibicarakan dengan Suharso Monoarfa, Plt Ketum PPP hasil Muktamar Pondok Gede, yang difasilitasi oleh dua senior partai Lukman Hakim dan Endin Soefihara.

"Saya bilang saya sudah lama menantikan pertemuan dengan Suharso. Saya akan menyambut baik pertemuan itu. Cuma saya minta pertemuan dilakukan penuh kekeluargaan dan di tempat netral," cerita Humphrey.

Usai bertemu, keduanya siap bekerja sama membangun PPP kembali, terlebih melihat hasil Pilpres 2019.

"Kalau PPP ingin besar ya kita bersatu, saya ingin Muktamar bersama," ungkap Humphrey.

Dia pun mengaku terus berkomunikasi dengan Suharso. Sampai akhirnya, terjadi pertemuan 16 November 2019 di kediaman senior PPP Hamzah Haz. Di sanalah keduanya bersepakat Islah.

"Kita sudah sepakat akan menyatukan PPP di mukhtamar bersama. Pak Hamzah bilang, kalau ketum PPP ini sudah bersama udah selesai dong masalahnya," kata Humphrey menirukan kalimat Hamzah Haz.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya