Wow, Armada Google Street View Sudah 400 Kali Mengelilingi Bumi

Google Street View mengklaim telah memetakan 16,09 juta kilomer bagian dunia atau sama dengan lebih dari 400 kali mengelilingi Bumi.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Des 2019, 10:00 WIB
Mobil Google Street View di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Kamu mungkin pernah melihat sejumlah armada Google Steet View, seperti mobil masuk ke kota-kota besar maupun pedesaan.

Armada yang dilengkapi dengan kamera 360 derajat dan perangkat pendukung lainnya itu diklaim telah memotret dunia sepotong demi sepotong selama lebih dari satu dekade.

Semua pencitraan yang diambil kamera tersebut menambah beberapa penghitungan yang cukup mengejutkan.

"Sudah lebih dari 10 juta mil (setara 16,09 juta kilometer) citra Google Street View dan 36 juta mil persegi (58 juta kilometer persegi) citra Google Earth yang diambil," ungkap Google sebagaimana dilansir CNET via Meredeka.com.

16,09 juta kilometer rekaman Street View, menurut Google, sama dengan lebih dari 400 kali mengelilingi Bumi.

 


98 Persen Bagian Dunia

Mobil google street view (Dimas Wahyu/Otosia.com)

Dengan begitu banyak tempat yang disurvei, Google memetakan 98 persen bagian dunia tempat orang hidup dengan layanan pemetaan udara.

"Pencitraan adalah inti dari semua yang kami lakukan. Kami menganggapnya sebagai dasar dari seluruh proses pembuatan peta," kata Ethan Russel, direktur produk di Google Maps.

Dirancang pada 2004, Street View merupakan gagasan dari Larry Page, salah satu pendiri Google yang baru-baru ini mengundurkan diri sebagai CEO dari perusahaan induknya, Alphabet.

 


Juga Bergantung pada Pejalan Kaki

Doc: Instagram.com

Saat itu, Google masih mengerahkan armada mobil dan kekurangan kamera untuk mengambil peta 360 derajat yang dikenal pengguna saat ini.

Google juga bergantung pada pejalan kaki, domba, dan unta, di mana untuk mendapatkan gambar di wilayah tertentu, kendaraan tidak bisa mencapainya.

Google memuat lebih banyak fitur berkualitas dari waktu ke waktu, seperti opsi pengiriman makanan,augmented reality, dan alat terjemahan.

Seperti halnya sebagian besar perusahaan teknologi besar, ekspansi itu disertai dengan dilema privasi di antara para penggunanya yang semakin sadar akan keamanan.

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya